Liputanindo.id – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa blok ekonomi BRICS mungkin akan membentuk parlemen mereka sendiri di masa depan.
Pernyataan Putin itu dia sampaikan di hadapan peserta Perhimpunan Parlemen BRICS ke-10 di St. Petersburg. Putin mengatakan bahwa pertemuan rutin antara para Personil parlemen dari negara-negara BRICS akan membantu proses pembentukan parlemen.
“BRICS belum Mempunyai struktur lembaga parlemen. Tetapi, saya Serius ide ini akan terwujud di masa depan. Perhimpunan Anda Segala, saya Serius, akan berkontribusi Buat itu,” katanya, dikutip Antara, Jumat (12/7/2024).
Presiden Rusia itu memuji upaya Personil parlemen Buat menjalin Interaksi antara negara-negara Personil BRICS dan Buat mengatasi masalah pembangunan sosio-ekonomi, meningkatkan kesejahteraan negara, mengurangi ketegangan Dunia, dan membentuk tatanan dunia yang lebih adil, demokratis, multipolar, dan multilateral.
“Munculnya tatanan dunia yang mencerminkan keseimbangan kekuatan dan realitas geopolitik, ekonomi dan demografi yang baru adalah sebuah proses yang kompleks, dan seringkali menyakitkan,” imbuhnya.
“Hal ini terutama disebabkan oleh perlawanan sengit dari para elit penguasa di negara-negara yang disebut sebagai negara-negara ‘miliar emas’,” tambahnya.
Selain itu, Putin juga menyoroti tekanan terhadap pihak-pihak yang Mempunyai posisi independen, dengan Dalih bahwa pemaksaan yang kuat, Hukuman sepihak, penerapan aturan perdagangan secara selektif, dan pemerasan digunakan bertentangan dengan hukum Dunia.
Lampau, kata Putin, BRICS memprioritaskan perubahan positif perekonomian Mendunia, dengan Pusat perhatian meningkatkan pangsa mata Dana nasional dalam perdagangan dan investasi, serta mengembangkan instrumen keuangan dan mekanisme penyelesaian Serempak yang Terjamin dan andal.
Di sela-sela Perhimpunan tersebut, Putin mengadakan pertemuan terpisah dengan ketua parlemen China Zhao Leji dan juga dengan ketua parlemen Tanzania Tulia Ackson.
BRICS, yang didirikan pada 2009 Serempak Brasil, Rusia, India dan China, menambahkan Afrika Selatan pada 2011, memperluas namanya, yang dibentuk dari huruf pertama nama negara pendirinya, menjadi BRICS.
Desember 2023, enam negara Kembali bergabung dengan grup tersebut, tetapi organisasi tersebut memutuskan Buat tetap mempertahankan nama yang Eksis.