Waspadai Rivalitas Mendunia

DI tengah kondisi dunia yang penuh konflik dan ketidakpastian perekonomian, Presiden Joko Widodo berharap ASEAN menjadi jangkar demi perdamaian dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, ASEAN diharapkan Kagak cawe-cawe dalam rivalitas Mendunia agar perserikatan bangsa ASEAN Dapat menjadi penetral dan rumah Terjamin bagi dunia. Akan tetapi, ASEAN juga bukan menjadi Grup pasif. ASEAN diarahkan supaya mengajak seluruh pihak Buat turut menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.

Ibarat pepatah ‘dua gajah bertarung, pelanduk Wafat di tengah’. Bila negara besar tengah konflik, tentunya negara yang lebih kecil yang terjepit. Pepatah itu seakan menggambarkan kekhawatiran Presiden Jokowi yang selalu menekankan pentingnya perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bagi kawasan.

Perdamaian dan inklusivitas adalah kunci Buat mengantarkan ASEAN ke masa depan lebih Bagus. Sasaran agar ASEAN menjadi episentrum pertumbuhan dunia tentu mensyaratkan stabilitas dan keamanan di kawasan.

Menonton kondisi gepolitik Begitu ini Membikin kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif kembali menjadi relevan. Diplomasi yang mendasari pidato proklamator Bung Hatta, Mendayung Antara Dua Karang, pada 1948. Kala itu dunia terbagi atas blok Barat dan Timur, dan Indonesia memilih Buat Kagak berpihak di antara kedua kekuatan itu, Buat Kagak menjadi objek dalam pertarungan politik Global, tetapi menjadi subjek dalam menentukan sikap.

Cek Artikel:  Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Pertemuan tingkat tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara pada tahun ini juga dihadiri perwakilan tiga negara besar dunia, Adalah Amerika Perkumpulan, Rusia, dan Tiongkok. Di hadapan delegasi Rusia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, delegasi Amerika Perkumpulan (AS) yang dipimpin Wakil Presiden Kamala Harris, dan delegasi Republik Rakyat Tiongkok yang dipimpin Perdana Menteri Li Qiang, Presiden Jokowi menekankan pentingnya Buat Kagak menciptakan perang dan konflik baru.

Kehadiran petinggi ketiga negara itu menjadi Krusial karena Begitu ini sedang berlangsung sengketa Peta Baru Tiongkok, invasi Rusia ke Ukraina, dan posisi AS selaku penentang Primer invasi. Invasi berkepanjangan di Ukraina juga telah berpengaruh terhadap negara lain, termasuk kepada Indonesia yang berjarak lebih dari 9.000 kilometer.

Cek Artikel:  KPU Jangan Aneh-Aneh Kembali

Buat konteks negara Asia Tenggara, juga tengah diterpa sejumlah kemelut, seperti isu Semenanjung Korea hingga Laut China Selatan.

Selain itu, situasi di Myanmar yang semakin memburuk. Lampau, lebih dari 1 juta Penduduk Rohingya Lagi berada di kamp pengungsian di Bangladesh dalam kondisi memprihatinkan.

Sejumlah organisasi nonpemerintah, dari luar Perhimpunan KTT, juga mempertanyakan komitmen negara-negara ASEAN terhadap penanganan praktik korupsi dan perlindungan bagi pekerja migran.

Kehidupan demokrasi di ASEAN pun dianggap sedang dalam ancaman. Kebebasan masyarakat sipil dipandang kian menyempit. Ketimpangan, kemiskinan, kerusakan lingkungan, kekerasan terhadap Perempuan, dan ketidakadilan dihadapi sebagian besar rakyat di kawasan Asia Tenggara.

Kondisi menurunnya demokrasi di Asia Tenggara juga diungkap dalam sebuah artikel di The Economist pada 31 Agustus 2023. Penulis artikel itu antara lain menyoroti praktik politik dinasti, dan Presiden Jokowi dianggap memelihara politik dinasti dengan kehadiran putra dan menantunya dalam kancah politik.

Cek Artikel:  Bencana Sumbar Duka Bangsa

Visi menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan tentu harus didukung. Sepanjang Dapat mengalir hingga ke akar rumput paling Dasar, bukan hanya bagi kalangan berdasi. Perdamaian dunia tentu dibutuhkan asalkan bukan berdamai dengan pelaku korupsi dan tindak kekerasan. Diplomasi jangan sekadar menjadi basa-basi tingkat tinggi yang Sekadar Dapat menjadi tontotan bagi rakyat kecil.

KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta yang berakhir kemarin harus efektif diimplementasikan demi mengakselerasi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan berperan Krusial dalam percaturan politik, ekonomi, dan keamanan Mendunia.

Mungkin Anda Menyukai