DEWAN Perwakilan Rakyat (DPR RI) dianggap sebagai sekadar “paduan Bunyi”. Sehingga sistem demokrasi Indonesia menjadi Kagak sehat.
“Kita Menonton DPR kita sekadar sebagai paduan Bunyi, dan itu adalah situasi demokrasi yang sangat Kagak sehat,” ucap peneliti Perludem, Titi Anggraini, ketika menanggapi 10 tahun pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Jakarta, Sabtu 19 Oktober 2024.
Menurut pandangan Titi, DPR semasa pemerintahan Jokowi dilihat sebagai sekadar “stempel karet” masyarakat. Sehingga, sistem demokrasi di Indonesia Kagak berjalan dengan Bagus.
Titi mengatakan, berbagai legislasi yang Kagak demokratis dengan adanya fast track regulation. Contohnya, dengan adanya UU Ciptaker, revisi UU KPK, UU IKN, dan sebagainya.
Menurutnya, Malah yang diperlukan oleh negara ialah pembangunan demokrasi UU Pemilu yg menghadirkan situasi demokratis.
Pada Konkret nya, situasi tersebut Kagak muncul. Sehingga, masyarakat datang ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada Agustus Lewat Kepada memperjuangkan legislasi yang dianggap lebih demokratis.
“Akhirnya orang mengalihkan, persidangan di parlemen menjadi persidangan di ruang-ruang peradilan. Sehingga, muncul politisasi pengadilan, yudisial dan bagaimana pengadilan kita juga jadi instrumen Kepada pembenaran kepentingan politik,” imbuh Titi.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengadakan talk show “Insight Hub Vol 1: Transisis Pemerintahan Indonesia 2024”. Acara ini dihadiri oleh lima narasumber.
Dalam acara tersebut membahas seputar Cerminan 10 tahun pemerintahan Jokowi. Mengingat, akan berlangsungnya pemerintahan periode baru. (M-4)