BULAN Lampau, paus pembunuh selatan yang Linu di Pasifik memberikan momen Cita-cita yang langka bagi para peneliti: seekor anak paus baru terlihat berenang di samping ibunya. Hingga Demi itu, hanya satu anak paus yang lahir tahun ini, tetapi ia meninggal beberapa bulan kemudian.
Tetapi, pada pertengahan Oktober, anak paus baru ini, yang diberi nama L128, juga tampak menyerah pada kondisi kesehatan yang Jelek. Anak paus tersebut terlihat “kurus dan benjol-benjol” Demi para peneliti dari Center for Whale Research Menyaksikan seekor orca yang lebih Sepuh berenang dengan anak itu terbaring di atas moncongnya.
Paus lainnya “menggoyangkan anak paus itu, seolah-olah dengan putus asa mencoba membangunkannya”. Mark Malleson, seorang Ahli Hidup lapangan, mengira ia Menyaksikan anak paus “mengambil napas lemah” dan kembali berenang, menurut pusat penelitian, tetapi Tak Terang apakah ia Tetap hidup.
Tragedi yang berkembang pada paus pembunuh selatan yang sangat terancam punah ini telah Pelan dianggap sebagai cerminan dari ekosistem yang dalam krisis, memicu tuduhan keras antara nelayan, perusahaan pengamatan paus, dan industri transportasi laut.
Di balik tuduhan ini adalah keyakinan bahwa paus kekurangan akses ke salmon chinook – sumber makanan Esensial mereka dan spesies yang juga mengalami penurunan drastis.
Tetapi, sebuah studi baru dari University of British Columbia mengguncang Opini tersebut, mengungkapkan bahwa paus ini Mempunyai akses yang jauh lebih banyak ke salmon chinook dibandingkan kerabat mereka yang jauh lebih sehat, yakni orca penghuni utara. Intervensi baru ini semakin memperdalam Rahasia tentang apa yang mendorong paus ke ambang kepunahan.
“Ini Betul-Betul mengejutkan kami. Anda memeriksa data Anda dengan sangat cermat, karena Anda Tentu Eksis kesalahan di suatu tempat. Anda memeriksa semuanya tiga kali dan kemudian melewati tinjauan sejawat dan tetap Mempunyai Bilangan yang sama,” kata Andrew Trites, salah satu penulis laporan dan direktur unit penelitian mamalia laut di universitas tersebut.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Plos One ini meneliti ketersediaan makanan Kepada paus pembunuh selatan, yang merupakan ekotipe dari 73 paus yang tersebar dari selatan British Columbia hingga California. Paus ini, yang terbagi menjadi tiga Golongan, menghabiskan musim panas dan gugur di lepas pantai Pulau Vancouver.
Tim tersebut juga Menyaksikan ketersediaan makanan bagi orca penghuni utara, sebuah populasi yang Lanjut berkembang dengan 34 Golongan yang tersebar dari Alaska hingga selatan British Columbia, yang tumpang tindih dengan paus selatan di Sekeliling Pulau Vancouver.
“Kalau Anda bertanya kepada siapa pun sebelumnya tentang apa yang akan kami temukan, jawabannya Terang: Tak Eksis cukup ikan Kepada paus pembunuh selatan,” kata Trites. Tetapi setelah Berjumpa dengan para pemancing olahraga dan kru pengamatan paus, tim tersebut menemukan kelimpahan relatif chinook yang tersedia bagi paus pembunuh selatan.
“Sepertinya akses ke makanan di Salish Sea, di mana kami telah memberlakukan Sekalian perlindungan dan Restriksi, bukanlah masalah sebenarnya. Ketika Anda memikirkan makanan Kepada paus pembunuh selatan, Anda harus memikirkan makanan sepanjang tahun, bukan hanya Demi mereka berada di Salish Sea pada musim panas dan gugur,” kata Trites.
“Bagaimana dengan pola makan mereka di musim dingin dan musim semi? Mungkin di situlah masalah utamanya. Jadi kita mungkin terlalu Konsentrasi pada lingkungan kita sendiri dan Tak mempertimbangkan apa yang terjadi Demi mereka Tak berada di lingkungan kita.”
Meskipun paus Mempunyai ketersediaan mangsa yang lebih Berkualitas, Trites memperingatkan bahwa ini Tak berarti mereka dapat mengakses ikan tersebut.
Penelitian menemukan bahwa kebisingan dari Lampau lintas laut dapat “menutupi” komunikasi antara orca dan mengganggu kemampuan mereka Kepada berburu. Kehadiran kapal-kapal besar juga dapat menghambat upaya mencari makan mereka.
“Paus pembunuh lebih mungkin menemui lebih banyak kapal di perairan Salish Sea dibandingkan perairan utara [Pulau Vancouver], yang Bisa berarti bahwa salmon kurang dapat diakses oleh paus pembunuh selatan dibandingkan dengan paus pembunuh utara meskipun Eksis lebih banyak chinook,” kata penelitian tersebut.
Golongan lingkungan telah Pelan khawatir tentang Dampak peningkatan Lampau lintas kapal di sepanjang pantai barat daya British Columbia, dengan lonjakan yang diperkirakan terjadi dalam beberapa tahun mendatang karena pembangunan pipa minyak Trans Mountain dan pembukaan terminal gas alam Likuid (LNG).
“Tak diragukan Tengah bahwa paus pembunuh selatan menghadapi lebih banyak kapal dan Lampau lintas kapal. Bisakah mereka beradaptasi dengannya, atau ini merupakan tekanan tambahan yang Bahkan akan Membangun pemulihan mereka semakin sulit?” kata Trites.
Seperti yang dicatat Trites, populasi paus pembunuh selatan relatif stagnan selama lebih dari Separuh abad, meskipun diyakini pernah berjumlah lebih dari 200 pada awal abad ke-20.
Sebagian besar penurunan ini juga dapat ditelusuri kembali ke sejarah kelam pada awal 1900-an ketika paus, yang disebut “ikan hitam” oleh para nelayan, dibantai dan kemudian ditangkap secara massal Kepada digunakan di akuarium. Populasi ini baru memperoleh Jarak ketika Kanada melarang penangkapan orca pada tahun 1970-an.
“Ketika Anda Menyaksikan mamalia laut di Salish Sea, satu-satunya yang mengalami masalah adalah paus pembunuh selatan,” kata Trites. Perairan kaya nutrisi di Salish pernah menjadi rumah bagi populasi paus yang berlimpah hingga perburuan paus yang tak terkendali Dekat mendorong spesies seperti paus bungkuk dan paus sirip menuju kepunahan lokal.
Tetapi, akhir dari pembantaian massal tersebut telah memungkinkan populasi Kepada pulih. Sekarang, perairan ini Mempunyai jumlah anjing laut harp yang memecahkan rekor, dengan populasi singa laut California dan lumba-lumba yang sehat.
“Jadi, satu-satunya yang bermasalah adalah paus pembunuh selatan,” kata Trites. “Apakah ini masalah dengan Salish Sea? Atau apakah mereka membawa masalah mereka sendiri?” (The Guardian/Z-3)