Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Bukan Sehat, Bisa Merusak Tumbuhan

Liputanindo.id – Kualitas udara di Jakarta pada Senin pagi masuk kategori Bukan sehat dan menduduki posisi ke-8 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.14 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di Bilangan 108 atau masuk dalam kategori Bukan sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 38,5 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 7,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Kategori Bukan sehat, yakni kualitas udaranya Bukan sehat bagi Grup sensitif karena dapat merugikan Insan ataupun Grup hewan yang sensitif atau Bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 100 lebih.

Cek Artikel:  Remaja dan Anak Terpapar Judol, Pemprov DKI Susun Kebijakan Pencegahan

Adapun kategori sedang, yakni kualitas udaranya yang Bukan berpengaruh pada kesehatan Insan ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Kategori Berkualitas, yakni tingkat kualitas udara yang Bukan memberikan Dampak bagi kesehatan Insan atau hewan dan Bukan berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Lampau, kategori sangat Bukan sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara Lumrah kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama Ialah urutan Lahore (Pakistan) di Bilangan 178, urutan kedua Kinshasa (Kongo) di Bilangan 175 dan urutan ketiga Kuwait di Bilangan 154.

Cek Artikel:  Pegi Alias Perong DPO Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap, Keluarga Sudah Mengerti

Urutan keempat Santiago (Cile) di Bilangan 134,  urutan kelima Dubai (Uni Emirat Arab) di Bilangan 114 dan Jakarta (Indonesia) berada di urutan kedelapan di Bilangan 108.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut.

Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah Terdapat sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU Punya DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis.

Cek Artikel:  Polisi Tangkap WNA Inggris Rampas Truk Gabah Kaum di Bali, Ini Modusnya

Mungkin Anda Menyukai