TAK kunjung dialiri air, tanaman padi yang mengalami puso di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu meluas.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, menjelaskan luas tanaman padi yang puso di Kecamatan Kandanghaur kini sudah mencapai 578 hektare. “Minggu lalu tanaman padi yang puso luasnya baru mencapai 240 hektare,” ungkapnya, Senin (26/8).
Tanaman padi yang puso, lanjut dia, tersebar di lima desa, yakni Desa Karanganyar, Karangmulya, Wirakanan, Wirapanjunan dan Pranti. Kondisi tanaman padi pun sudah tidak bisa diselamatkan lagi sekali pun ada penyaluran air dari irigasi.
Baca juga : Puso Melanda Persawahan di Kabupaten Indramayu
“Kecuali ada hujan yang sangat lebat, kemudian kita pupuk, masih ada harapan tumbuh lagi,” tuturnya.
Selain tanaman padi yang mengalami puso, di lima desa tersebut juga ada
1.050 hektar tanaman padi yang kini mengalami kekeringan. Buat tanaman
padi yang mengalami kekeringan masih bisa diselamatkan dengan syarat air segera digelontorkan ke sawah. Umur tanaman padi yang kekeringan
berkisar antara 30 hingga 50 hari dan telah mengalami masa pemupukan.
Balai Besar Kawasan Sungai, lanjut Waryono, mengakui sudah menggelontorkan air ke wilayah Kecamatan Kandanghaur sesuai jadwal gilir air. Bahkan air sudah sampai di saluran BT 21.
Baca juga : Tiga Desa di Kecamatan Terisi Indramayu Terancam Kekeringan
Tetapi dia tidak yakin air bisa masuk ke wilayah mereka yang ada di hilir irigasi. Keraguan ini dikarenakan banyaknya petani di daerah hulu yang menyedot air.
“Apalagi umur tanaman padi di wilayah hulu sedang memasuki masa
primordial, sudah mulai keluar malai. Kalau kurang air, nanti malai jadi tidak berisi,” tandasnya.