OSTEOPOROSIS mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tapi diam-diam penyakit ini bisa mengintai siapa saja. Ini adalah kondisi di mana kepadatan dan massa tulang menurun, membuat tulang menjadi rapuh dan rentan patah.
Meski kerap datang tanpa gejala, osteoporosis bisa berdampak besar pada kualitas hidup seseorang. Maka dari itu, penting bagi kita memahami penyebab dan dampak yang diakibatkan osteoporosis, agar dapat lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan.
Penyebab Osteoporosis, Apa Saja yang Memicu Tulang Renyah?
Pengeroposan tulang bukan terjadi tanpa sebab. Eksis berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena osteoporosis, baik itu dari aspek biologis maupun gaya hidup. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Jenis Kelamin
Perempuan lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki massa tulang yang lebih sedikit sejak awal, dan tulangnya cenderung lebih kecil. Tetapi, pria juga tidak kebal, terutama setelah mereka melewati usia 70 tahun.
2. Usia yang Menua
Seiring bertambahnya usia, tulang kita semakin lemah. Pembentukan tulang baru melambat, sementara pengeroposan tulang lebih cepat terjadi. Ini adalah proses alami, namun bila tidak ditangani, dapat mengarah pada osteoporosis.
3. Bentuk dan Ukuran Tubuh
Mereka yang memiliki tubuh kurus dan bertulang kecil cenderung lebih rentan terhadap osteoporosis karena mereka memiliki massa tulang yang lebih sedikit untuk hilang. Hal ini berbeda dengan individu bertubuh besar yang memiliki lebih banyak cadangan tulang.
4. Ras dan Genetik
Osteoporosis lebih sering dialami perempuan kulit putih dan Asia. Sementara, perempuan Afrika-Amerika dan Meksiko-Amerika memiliki risiko yang sedikit lebih rendah. Selain itu, jika ada anggota keluarga yang pernah menderita osteoporosis, risiko Anda juga akan meningkat.
5. Perubahan Hormon
Penurunan kadar hormon tertentu juga berperan dalam terjadinya osteoporosis. Pada wanita, estrogen yang menurun drastis setelah menopause merupakan salah satu pemicu utama. Sedangkan pada pria, kadar testosteron yang rendah juga dapat mempercepat pengeroposan tulang.
6. Kebiasaan Makan
Pola makan rendah kalsium dan vitamin D sejak kecil hingga usia tua dapat mempercepat hilangnya massa tulang. Selain itu, kekurangan asupan protein atau pola makan berlebihan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan tulang.
7. Penggunaan Obat-obatan
Beberapa jenis obat seperti glukokortikoid, obat anti-epilepsi, atau obat kanker juga dapat berkontribusi pada pengeroposan tulang jika digunakan dalam jangka panjang.
8. Gaya Hidup yang Kurang Aktif
Kalau Anda jarang bergerak atau berolahraga, pengeroposan tulang akan semakin cepat terjadi. Konsumsi alkohol berlebihan dan kebiasaan merokok juga berkontribusi pada risiko osteoporosis.
Akibat Osteoporosis, Lebih dari Sekadar Tulang Patah
Meskipun osteoporosis sering dianggap sebagai masalah tulang belaka, kenyataannya dampak dari penyakit ini lebih luas dan kompleks. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin dirasakan oleh penderita osteoporosis:
1. Elemen Fisik
Salah satu tanda yang paling terlihat adalah perubahan postur tubuh. Penderita osteoporosis sering kali menjadi lebih pendek atau mengalami bongkok. Selain itu, tulang yang rapuh berisiko patah, terutama pada tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
2. Elemen Psikis
Ketidakmampuan bergerak bebas akibat tulang rapuh dapat memicu stres dan frustrasi. Bayangkan, keinginan untuk aktif bergerak menjadi terbatas karena rasa takut jatuh atau patah tulang.
3. Elemen Ekonomi
Penderita osteoporosis biasanya harus rutin mengonsumsi obat-obatan untuk menjaga kondisi tulangnya. Biaya obat yang tidak murah bisa menjadi beban ekonomi, terutama jika pengobatan harus berlangsung dalam jangka panjang.
4. Elemen Sosial
Keterbatasan gerak yang dialami penderita osteoporosis dapat memengaruhi kehidupan sosial mereka. Aktivitas sederhana seperti bersilaturahmi dengan tetangga, menghadiri pengajian, atau berkumpul dengan teman menjadi sulit dilakukan tanpa bantuan orang lain. Hal ini bisa mengurangi frekuensi interaksi sosial dan memengaruhi kualitas hidup.
Mengenali risiko dan dampak osteoporosis adalah langkah awal yang penting. Dengan begitu, kita dapat lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan sebelum tulang-tulang kita benar-benar rapuh. (National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and skin Diseases/Kemenkes/Z-3)