Kemenperin Sebut Industri Bus Punyai Prospek Bisnis Menjanjikan

Kemenperin Sebut Industri Bus Miliki Prospek Bisnis Menjanjikan
Pengunjung mengamati berbagai jenis bus dari berbagai negara di ajang Pameran Busworld Southeast Asia 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.(MI/USMAN ISKANDAR)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan industri bus dalam negeri memiliki prospek yang menjanjikan untuk bisa memperkuat daya saing sekaligus mendorong peningkatan nilai tambah ekonomi (economic value added/EVA).

“Kami melihat industri bus memiliki prospek yang cerah di tahun 2024, tentunya hal ini menjadi hal yang menjanjikan para pelaku usaha bus di Indonesia,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika di Jakarta, Senin (22/7) seperti dilansir dari Antara.

Ia mencatat penjualan keseluruhan (wholesales pabrik ke diler) bus nasional naik hingga 140 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 6.227 unit pada 2023.

Baca juga : Dua Bus Mewah Asa Jaya di GIIAS

Cek Artikel:  5 Unsur Kenapa Harga Toyota Innova Reborn Bekas masih Tinggi

Sementara itu, pada saat yang sama, penjualan ritel diler ke konsumen bus nasional turut tumbuh 59 persen secara tahunan (yoy) menjadi 5.369 unit.

Pertumbuhan yang cukup ekspansif itu membuat bisnis di sektor bus memiliki peluang besar untuk dikembangkan.

Putu mengatakan hal itu dikarenakan kreativitas dan desain kerangka (karoseri) mobil bus buatan Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia, serta diakui secara global karena memiliki harga yang kompetitif.

Baca juga : Penjualan Rapi Kuartal I Garuda Metalindo Naik 9,46%

“Bus produksi karoseri Indonesia juga telah diterima di beberapa negara tujuan ekspor,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan selama ini, Kemenperin konsisten untuk terus mendorong kinerja sektor industri otomotif di tanah air, termasuk dari segi peningkatan pasar dan penjualan mobil di dalam negeri.

Cek Artikel:  Perkuat Pengembangan Ekosistem EV, Wuling Gandeng Tiga BUMN

Hal itu dikarenakan industri otomotif merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.

Baca juga : Testimoni First Impression NETA V-II di NETA Customer Gathering 2024

“Industri alat angkut menjadi motor utama pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pada tahun 2023 dengan pertumbuhan sebesar 7,63 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sektor industri secara keseluruhan. Pertumbuhan industri alat angkut tersebut tidak terlepas dari kontribusi sektor otomotif,” kata Putu.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) bisa menjadi solusi untuk mengatasi stagnasi pasar mobil sehingga mendorong penjualan.

Menurut dia, insentif fiskal itu telah berhasil meningkatkan penjualan kendaraan dalam negeri sebanyak 113 persen dalam periode Maret-Desember 2021, serta pada Januari-Mei 2022, program tersebut sukses meningkatkan penjualan hingga sebesar 95 ribu unit. (Z-6)

Cek Artikel:  Memanaskan Mobil Terlalu Panjang Rupanya Berdampak Jelek bagi Mesin Loh

Mungkin Anda Menyukai