Najwa Drama atau Jurnalistik

NAMA Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto mengundang riuh kala dianggap hadir pada salah satu program televisi. Padahal, tidak ada figur sang menteri.

Berdalih kerap tak penuhi undangan, pewawancara mewancarai kursi kosong yang sedianya ditempati narasumber. Ia bersikap layaknya berbincang dengan sosok Menkes. Seperti biasanya, lengkap dengan bertanyaan menggelitik dan menggilik.

Sontak, acara itu mendapati respons beragam. Lepas dari anggapan pro-kontra, benarkah acara tersebut produk jurnalistik? Atau malah hanya sekedar drama? Pertanyaan itu menyeruak pada benak masing-masing pencinta kebenaran. Jawabannya bisa beragam nan menghancurkan. Bagaimanapun kerja jurnalistik tunduk pada seperangkat landasan perilaku dan pedoman etik.

Apakah benar Menkes Terawan sengaja hilang saat publik begitu mendambanya?

Cek Artikel:  Alat Sederhana Penghasil Oksigen

Eksis yang perlu didudukkan setepat-tepatnya. Eksis seperangkat aturan yang menjaga agar setiap organ berlaku semestinya. Protokol komunikasi publik penanganan covid-19 menjadi pagar yang musti dituruti. Jangan-jangan, memang tidak perlu aturan agar dianggap populis?

Kembali pada Terawan, apakah benar sang menteri memang benar layak untuk dianggap hanya sebagai kursi kosong? Padahal ia hanya seorang yang hendak bersetia pada protokol yang telah digariskan.

Mungkin Anda Menyukai