Pengaruh Kemajuan Teknologi dan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Ini Kata Psikolog

Pengaruh Kemajuan Teknologi dan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental: Ini Kata Psikolog
Psikolog Jessica dari aplikasi KALM menjelaskan media sosial memudahkan konektivitas, ia juga memicu fenomena perbandingan sosial.(freepik)

DI era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga menjadi sumber hiburan, informasi, dan ruang untuk interaksi sosial. 

Di balik kemudahan dan kesenangan yang ditawarkan, media sosial memiliki dampak yang tidak selalu positif, khususnya pada kesehatan mental.

Melalui media sosial, informasi dapat disebarkan secara luas dalam hitungan detik, memungkinkan siapa saja untuk melihat kehidupan orang lain dan berinteraksi melalui komentar atau pesan, bahkan dengan orang yang tidak mereka kenal secara langsung. Rekanan yang terjalin di platform ini terasa sangat luas dan cepat, seolah-olah dunia hanya sebesar genggaman tangan. 

Tapi apa yang membuat media sosial, yang seharusnya memudahkan interaksi, justru dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan mental kita? Mari kita simak penjelasan psikolog mengenai hal ini.

Media Sosial dan Tekanan Psikologis

Dalam acara Maybelline Brave Together, Jessica, seorang psikolog dari aplikasi KALM, menjelaskan media sosial kini tak bisa dipisahkan dari kehidupan modern. Ia juga menekankan meski memudahkan interaksi, media sosial turut berperan besar dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Cek Artikel:  5 Hewan Istimewa dan Langka di Dunia yang Terancam Punah

“Kalau kita bicara tentang kesehatan mental, ini adalah hal yang kompleks. Kagak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi dan media sosial menjadi salah satu faktor yang membuat kita lebih mudah merasa cemas dan depresi,” ujar Jessica.

Menurut Jessica, media sosial bisa diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan konektivitas yang luas, di sisi lain, interaksi di media sosial sering kali lebih dangkal dibandingkan hubungan tatap muka yang sesungguhnya. 

Konten yang kita konsumsi di media sosial juga bisa memengaruhi bagaimana kita melihat diri sendiri dan orang lain. Hal ini sering kali tidak disadari, tetapi sangat berpotensi mengganggu kesehatan mental.

Salah satu faktor utama mengapa media sosial bisa berdampak buruk pada kesehatan mental adalah fenomena perbandingan sosial. Media sosial memungkinkan pengguna untuk dengan mudah melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna baik dalam hal karier, penampilan, gaya hidup, hingga hubungan pribadi. 

Cek Artikel:  Amalan Rabu Wekasan untuk Menolak Malapetaka

Tanpa disadari, banyak pengguna media sosial mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain, yang berujung pada perasaan minder dan rendah diri.

“Teknologi di media sosial memungkinkan kita melihat kehidupan orang-orang yang tidak kita kenal secara dekat, dan itu membuat kita mudah membandingkan diri sendiri,” jelas Jessica. 

“Teladannya, ketika seseorang melihat postingan tentang teman yang sudah berkeliling dunia, lalu berpikir, ‘Saya ini apa, ya?’ Hal ini sangat mudah menimbulkan perasaan tidak percaya diri, bahkan rasa jiper atau minder,” tambahnya.

Fenomena ini dikenal sebagai highlight reel, di mana orang cenderung hanya membagikan sisi terbaik dari kehidupan mereka di media sosial. Hal ini menciptakan ilusi bahwa hidup orang lain selalu lebih baik, lebih sukses, dan lebih bahagia dibandingkan kehidupan kita sendiri. Padahal, kenyataan di balik layar sering kali jauh berbeda.

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Kesehatan Mental

Selain media sosial, kemajuan teknologi secara umum juga mempengaruhi kesehatan mental. Teknologi yang semakin canggih memudahkan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, namun di sisi lain, ketergantungan terhadap teknologi juga menciptakan tantangan tersendiri. Banyak orang kini mengandalkan teknologi untuk hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, komunikasi, hingga hiburan.

Cek Artikel:  BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Grogol Lindungi Seluruh Pekerja Termasuk Pekerja Disabilitas

“Di era yang serba instan ini, kita sering kali terlalu bergantung pada teknologi. Apapun yang kita lakukan, sedikit-sedikit menggunakan teknologi,” ujar Jessica. “Hal ini membuat kita kurang siap menghadapi kondisi sulit atau penuh tekanan. Akibatnya, kita jadi lebih rentan terhadap stres dan masalah kesehatan mental lainnya,” lanjutnya.

Teladan nyata dari hal ini adalah penggunaan alat-alat canggih seperti AI, layanan online, dan berbagai aplikasi digital lainnya yang mempermudah pekerjaan. Meskipun efisien, penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menghadapi tantangan atau ketidaknyamanan, yang pada akhirnya memperlemah daya tahan mental kita.

Dalam dunia yang serba cepat ini, penting untuk tetap menjaga kesehatan mental dan tidak terlalu bergantung pada media sosial atau teknologi. Media sosial memang menawarkan banyak manfaat, tetapi penggunaannya yang berlebihan atau tidak sehat bisa berisiko besar terhadap kesehatan mental. 

Tetap bijak dalam menggunakan teknologi adalah kunci untuk menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan psikologis yang baik. (Z-3)

Mungkin Anda Menyukai