Liputanindo.id – Gereja Konservatifs Rusia mengecam upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang dinilai menyinggung umat Kristen. Gereja itu menyebut penampilan pembuka Olimpiade Paris seperti monyet memparodikan manusia.
Wakil ketua Departemen Sinode Gereja Konservatifs Rusia untuk Rekanan Gereja dengan Masyarakat dan Media, Vakhtang Kipshidze, menyatakan kemarahannya atas upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang dianggap tidak menghormati kepercayaan agama.
“Apabila pertunjukan setan ini terjadi di bawah bayang-bayang bendera kita, tidak mungkin kita bisa merasakan kegembiraan yang luar biasa,” katanya, dikutip TASS, Senin (29/7/2024).
Kipshidze yang mengekspresikan solidaritas jutaan umat Kristen yang merasa terhina atas penampilan itu mengaku jijik dengan mereka. Dia pun menekankan kesedihan mendalam melihat budaya yang tumbuh di Eropa dengan memparodikan agama Kristen seperti monyet memparodikan manusia.
“Mereka yang mengarahkan pembukaan Olimpiade menunjukkan rasa jijik mereka terhadap peradaban Eropa dan agama Kristen sebagai fondasinya,” tegasnya.
“Sungguh menyedihkan melihat budaya yang didasarkan pada ketidakbertuhanan tumbuh di pusat Eropa, memparodikan agama Kristen seperti monyet memparodikan manusia,” tambahnya.
Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 menuai reaksi keras karena penggambaran lukisan Leonardo da Vinci “Perjamuan Terakhir” dengan pertunjukan “ratu waria”, yang oleh banyak orang dianggap tidak menghormati kepercayaan agama.
Kritik itu difokuskan pada adegan yang melibatkan penari, waria, dan seorang DJ dalam pose yang mengingatkan pada penggambaran Perjamuan Terakhir, makanan terakhir yang dikatakan Yesus lakukan bersama para rasulnya.
Dalam salah satu momen mencolok lainnya dari upacara tersebut, seorang wanita memegang kepala terpenggal berlumuran darah dan bermaksud mengeksekusi ratu Prancis Marie Antoinette muncul di jendela Conciergerie, sebuah bangunan tempat ia dipenjara setelah Revolusi Prancis 1789.
Sementara itu, pihak penyelenggara Olimpiade Paris 2024 menyampaikan permintaan maaf atas kontroversi tersebut. Pihaknya menekankan bahwa tidak memiliki niat untuk melakukan hal tersebut.