PON 2024 Momentum Kebangkitan Aceh dan Soliditas Bangsa

PON 2024: Momentum Kebangkitan Aceh dan Soliditas Bangsa
Perenang DKI Jakarta Joe Aditya Wijaya Kurniawan memacu kecepatannya saat final renang 100 meter gaya kupu-kupu putra PON XXI Aceh-Sumut(Antara)

PELAKSANAAN PON XXI yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara menjadi simbol kebangkitan Aceh dan soliditas bangsa. Setelah sebelumnya diadakan di Papua, kini Aceh yang menjadi tuan rumah, menandai langkah penting bagi provinsi paling barat Indonesia.

Partisipasi sekitar 6.294 atlet dari 39 provinsi, termasuk perwakilan Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam 33 cabang olahraga menambah makna bagi Aceh. PON juga memberikan kesempatan bagi Aceh untuk meningkatkan fasilitas publik di sektor olahraga, dengan pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp811 miliar untuk membangun dan merenovasi 18 infrastruktur olahraga penting.

Renovasi meliputi Stadion Cita-cita Bangsa, Stadion Mini Universitas Syah Kuala, lapangan tenis, serta berbagai arena olahraga lainnya. Keberadaan arena bertaraf nasional ini tidak hanya bermanfaat selama PON, tetapi juga untuk kejuaraan nasional dan internasional di masa mendatang.

Cek Artikel:  Mohamed Salah Kembali ke Latihan Liverpool Pasca Cedera, Siap Comeback dalam Waktu Dekat?

Baca juga : KONI Minta Ampun Kekurangan PON XXI Aceh-Sumut 

Selain itu, pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol yang menghubungkan Banda Aceh dan Sigli, semakin mempermudah aksesibilitas. Jalan tol sepanjang 74 kilometer ini mengurangi waktu perjalanan yang sebelumnya memakan 2-3 jam menjadi hanya sekitar 1 jam.

Aceh juga menerima perhatian khusus dari pemerintah pusat sebagai simbol kebangkitan provinsi pasca-bencana. Gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 menyisakan duka mendalam, tetapi juga mempercepat proses pemulihan dan rekonstruksi. Dengan bantuan internasional senilai USD6,7 miliar, Aceh belajar banyak mengenai persiapan menghadapi bencana.

Melalui PON, Aceh berusaha meneladani Jepang yang pernah menggelar Olimpiade dua kali setelah bencana besar. Ketika Jepang pertama kali menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 1964, negara itu baru 21 tahun bangkit dari kekalahan Perang Dunia II. Sekali lagi, pada Olimpiade kedua di 2021, Jepang berhasil menunjukkan kemajuan yang luar biasa setelah menghadapi bencana besar.

Cek Artikel:  Komsumsi dan Arena Penyelenggaraan PON Bermasalah, Menpora Bilangant Bicara

Baca juga : Woodball Berhasil Jadi Cabor Debutan di PON 2024

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Prabu Revta Revolusi, menekankan pentingnya kerja keras semua pihak dalam menyukseskan PON XXI. Ia mengajak seluruh rakyat untuk merayakan pencapaian ini sebagai simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Keberhasilan PON XXI ini adalah tentang kerja keras dari seluruh elemen. Para atlet dengan banyak raihan prestasi dan rekor, pelatih yang berhasil menelurkan bibit-bibit baru.

“Dan yang tidak lupa harus kita beri apresiasi adalah panitia penyelenggara baik di Aceh maupun di Medan yang dengan semua keterbatasan dan kendala bekerja cepat memperbaiki untuk kemudian semua bisa berjalan hingga akhir,” ujar Prabu, Jumat (20/9/2024) di Medan Sumut.

Cek Artikel:  Satria Muda Terjaminkan Tiket Semifinal dengan Bekap Satya Wacana

Pada kesempatan tersebut Prabu pun menegaskan bahwa PON XXI kembali membuktikan bagaimana seluruh anak bangsa selalu bersatu padu menghadapi tantangan untuk meraih prestasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa PON ini menjadi simbol kebanggaan dan persatuan seluruh anak bangsa.

“Guyub dan solid dari anak bangsa dalam melakukan pekerjaan untuk negara. Dan ini harus kita apresiasi sebesar-besarnya,” ujarnya. (Z-8)

Mungkin Anda Menyukai