ERA kenormalan baru (new normal) telah memaksa orang beradaptasi di setiap aktivitas. Di jantung Ibu Kota, misalnya, ada yang berbeda di antara kembalinya denyut kesibukan.
Meski bergegas, kini para pekerja tampak lebih mawas. Banyak yang terlihat jelas menghindari kerumunan dengan menjaga jarak.
Hal lain yang juga jelas ialah ragam perlengkapan pelindung diri yang mereka kenakan. Tak sekadar masker, tidak sedikit pekerja yang juga mengenakan face shield (perisai wajah) dan sarung tangan.
Berbagai perlengkapan itu tidak juga membuat manusia-manusia urban ini menjadi ibarat robot yang dingin. Sisi ekspresif nyatanya selalu menemukan jalannya, baik lewat sinkronisasi warna perlengkapan pelindung, ragam masker karakter, maupun model busana yang memang sengaja dibuat khusus untuk fesyen di masa pandemi.
Salah satunya terlihat dari seorang perempuan berhijab yang mengenakan alat pelindung diri yang didesain menyerupai gamis. Tanpa memperhatikan ritsleting panjang dan berpenutup lapis di bagian depan, busana itu benar-benar tampak seperti gamis yang minimalis dan modern.
Kemudian ada pula seorang perempuan mengenakan set busana berupa mantel bertudung dan masker yang senada. Kali ini sang perempuan memang bukan pekerja kantor, melainkan model dalam sesi pemotretan koleksi fesyen yang beradaptasi dengan pandemi.
Era kenormalan baru memang bukan berarti kesenduan dan keterpurukan. Orang tetap dapat menikmati kehidupan di tengah kewaspadaan akan ancaman virus. (RAMDANI)
#SatgasCovid19
#IngatPesanIbu
#GunaMasker
#JagaJarak
#JagaJarakHindariKerumunan
#CuciTangan
#CuciTanganGunaSabun