Menyambut Hari Pangan Sedunia, Ini Negara-Negara yang Lagi Bergelut dengan Krisis Pangan

Menyambut Hari Pangan Sedunia, Ini Negara-Negara yang Masih Bergelut dengan Krisis Pangan
Seorang anak berdiri di tanah yang kering akibat kekeringan di Afghanistan(AFP/Hoshang Hashimi)

DALAM laporan terbaru yang dirilis PBB, terungkap bahwa terdapat sepuluh negara di dunia yang menghadapi risiko tinggi dalam ketahanan pangan, dengan lebih dari setengahnya berada di kawasan Afrika. 

Laporan itu dikeluarkan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), yang menyoroti kondisi kritis yang dialami oleh negara-negara tersebut akibat konflik berkepanjangan dan krisis ekonomi.

Negara-negara yang masuk dalam kategori berisiko tinggi tersebut adalah Yaman, Sudan Selatan, Venezuela, Sudan, Zimbabwe, Kamerun, Burkina Faso, Haiti, Afghanistan, dan Nigeria. 

Laporan ini menyebutkan antara April hingga Juni, negara-negara tersebut mengalami keadaan darurat yang signifikan, yang berpotensi menyebabkan dampak parah terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan mereka.

FAO berupaya memitigasi dan mencegah bencana pangan dengan pendekatan proaktif sebelum dampaknya terasa di lapangan. 

Dalam laporan tersebut, FAO menjelaskan bahwa dampak serius pada keamanan pangan sering kali terlihat di negara-negara yang terjebak dalam konflik berkepanjangan atau situasi ekonomi yang krisis.

Yaman : Krisis Kemanusiaan yang Mengerikan

Yaman, yang terjebak dalam konflik berkepanjangan, kini berada dalam keadaan krisis kemanusiaan yang sangat memprihatinkan. Sekeliling 24 juta orang di negara ini diperkirakan membutuhkan bantuan kemanusiaan. 

Cek Artikel:  Pengertian Rabu Wekasan dan Empat Amalan yang Dapat Dilakukan

Laporan FAO mengungkapkan, “Akibat konflik yang terus berlanjut, situasi ekonomi Yaman akan semakin memburuk, mengakibatkan lonjakan harga bahan makanan dan non-pangan, sehingga akses terhadap makanan semakin sulit.”

Sudan Selatan: Kemanusiaan dalam Krisis

Setelah lebih dari lima tahun bergelut dengan konflik, Sudan Selatan kini terjebak dalam situasi kemanusiaan dan ekonomi yang sangat buruk. 

Dengan sekitar 4,14 juta orang mengungsi dan 6,87 juta orang diperkirakan menghadapi kerawanan pangan, laporan FAO memperingatkan tentang perlunya tindakan segera untuk mengatasi kondisi ini.

Venezuela : Hiperinflasi dan Krisis Pangan

Di Venezuela, hiperinflasi yang telah berlangsung sejak November 2016 menyebabkan kekurangan pangan, obat-obatan, dan layanan kesehatan. 

Menurut survei kondisi kehidupan oleh tiga universitas pada 2018, sekitar 80% rumah tangga Venezuela tidak memiliki ketahanan pangan yang memadai. 

“Dalam beberapa bulan mendatang, situasi keamanan pangan di Venezuela tidak diperkirakan akan membaik, dan emigrasi kemungkinan akan terus berlanjut,” ungkap FAO.

Cek Artikel:  BMKG Imbau Sejumlah Daerah Waspada Kekeringan di Awal Oktober

Sudan : Pengaruh Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Sudan mengganggu layanan publik, memengaruhi aktivitas pertanian, dan menyebabkan lonjakan harga bahan makanan. 

FAO memperingatkan, “Kenaikan harga akan terus membatasi akses terhadap makanan, meningkatkan ketergantungan masyarakat pada pasar selama musim buruk.”

Zimbabwe : Kenaikan Harga dan Kesenjangan Pangan

Sejak 2018, Zimbabwe mengalami krisis mata uang yang memperburuk kondisi ekonomi, dengan harga bahan bakar dan makanan melonjak tajam. 

FAO mencatat, sekitar 31% populasi pedesaan, atau 2,9 juta orang, diperkirakan membutuhkan tindakan mendesak untuk menyelamatkan mata pencaharian dan mengurangi kekurangan gizi akut.

Kamerun : Kerawanan Pangan Akibat Krisis Sosial

Di Kamerun, hampir 1,1 juta orang menghadapi kerawanan pangan akibat kedatangan pengungsi dan konflik di wilayah barat laut dan barat daya. 

Laporan FAO menyatakan, “Keamanan yang terancam menyebabkan ekonomi dan pasar terganggu, serta menghambat awal musim pertanian.”

Burkina Faso : Ancaman Kesehatan dan Keamanan

Kehadiran kelompok bersenjata di Burkina Faso telah memburuk sejak 2018, menyebabkan lebih dari 687.000 orang mengalami kerawanan pangan. 

FAO memperingatkan, “Kekerasan dapat memicu pengungsi tambahan, yang mengakibatkan kesulitan dalam menjangkau mereka yang membutuhkan.”

Cek Artikel:  Sukseskan PON Aceh-Sumut 2024, BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di 10 Kabupaten

Haiti : Krisis Musim Tanam dan Inflasi

Di Haiti, musim tanam yang tidak menguntungkan, dipadukan dengan inflasi yang tinggi, menyebabkan kerawanan pangan meningkat. Situasi politik yang tidak stabil di negara ini telah menjadikan 2,6 juta orang berada dalam kondisi sangat tidak aman.

Afghanistan : Kekeringan dan Banjir

Kekeringan parah yang melanda Afghanistan pada 2018 menyebabkan kerawanan pangan meluas. 

Pada Maret, hujan lebat dan banjir diperkirakan akan berdampak pada sekitar 250.000 orang, menambah derita yang sudah ada.

Nigeria : Ketegangan Sosial dan Kerawanan Pangan

Di Nigeria, bentrokan antara petani dan penggembala sering terjadi, terutama di Eksismawa, yang berdampak langsung pada mata pencaharian dan ketahanan pangan. 

Meskipun masalah keamanan pangan di Nigeria telah menunjukkan perbaikan, FAO memperkirakan sekitar 4,9 juta orang akan mengalami kerawanan pangan pada musim panas ini.

Laporan FAO ini menyoroti perlunya perhatian global terhadap masalah ketahanan pangan yang dihadapi oleh negara-negara dengan risiko tinggi. 

Masyarakat internasional diharapkan untuk bersatu dalam mendukung upaya mitigasi dan pemberian bantuan, guna menciptakan solusi yang berkelanjutan dan mengakhiri siklus kelaparan di dunia. (berbagai sumber/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai