Koperasi Berikan Kontribusi 6,2 ke PDB

Koperasi Berikan Kontribusi 6,2% ke PDB
koperasi ilustrasi(Dok)

 

DEPUTI Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Ahmad Zabadi menyampaikan bahwa koperasi berhasil melampaui target yang ditetapkan terhadap pertumbuhan domestik bruto (PDB). 

Baca juga : Sektor UMKM dan Koperasi harus Masuk Rantai Pasok Industri untuk Dukung Hilirisasi

“Apa yang ditargetkan oleh RPJN bahwa misalnya kontribusi koperasi terhadap PDB 5,7%. Tiba dengan 2024 ini sudah kita lampaui lebih di atas 6,2% Artinya bahwa secara data kita melihat bahwa tugas yang diamanahkan oleh RPJN untuk peningkatan kontribusi kooperasi terhadap PDB secara relatif sudah terlampaui,” ucap Ahmad di Kantor KemenKop UKM, Kamis (10/10).

Hal tersebut, sambung Ahmad, berhasil didapatkan berkat governance atau tata kelola ekosistem yang baik.

Cek Artikel:  Cari Cadangan Minyak Baru, PHR Lakukan Survei Seismik 3D

“Ekosistem yang baik ini kami menerjemahkan bagi pengembangan usaha koperasi dalam dua hal. Yang pertama kooperasi bisa menjadi bagian dari supply chain, dari sebuah ekosistem bisnis kita bisa menjadi sebuah rantai pasok. Sehingga misalnya kontribusi apa kooperasi terhubung dengan industri atau dunia usaha lain. Yang kedua yang kita sebut sebagai hilirisasi yaitu terintegrasinya usaha- usaha koperasi dari hulu hilir yang dikelola oleh koperasi,” bebernya.

Baca juga : PR Besar Pengembangan Minyak Makan Merah

Tetapi, Ahmad menyampaikan bahwa peran koperasi di sektor keuangan masih relatif cukup menantang. Padahal, peran koperasi di sektor keuangan cukup dirasakan signifikan oleh masyarakat. 

Ia juga mengungkapkan, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 mencatat bahwa tingkat literasi rumah tangga di Indonesia terhadap kebutuhan pembiayaan masyarakat di nomor pertama ditempati oleh perbankan sedangkan koperasi menempati urutan kedua.

Cek Artikel:  Pemerintah Perluas Basis Investor Domestik untuk Pembiayaan APBN 2025

“Dilihat dari persentasenya antara perbankan dengan kooperasi relatif agak dekat. Di perbankan 4,9, kooperasi 4,3. Dan sementara lalu di lembaga keuangan lain masih rata-rata di bawah tiga,” ungkapnya.

Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih sangat terbantu kebutuhan pembiayaannya melalui koperasi. “Itulah yang kemudian kita saksikan dalam dinamika 5 tahun terakhir terutama terkait dengan koperasi di sektor keuangan lebih khusus di usaha simpan pinjam, Ini dinamikanya sangat dinamis,” tandasnya. (Fal/M-4)

Mungkin Anda Menyukai