Kupas Tuntas Mitos Pil KB Pandai Buat Rahim Kering, Betulkah?

Liputanindo.id – Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi dari Universitas Indonesia dr. Mila Maidarti Sp.OG Subs F.E.R Phd menepis rumor soal penggenuaan pil KB pada remaja wanita untuk mengatasi PCOS. Mila menekankan pil KB tidak akan membuat rahim kering.

“Pil KB boleh diberikan seumur hidup, pil KB tidak menurunkan kesuburan, kalau di stop kesuburan akan kembali tidak membuat rahim kering,” kata Mila, dilansir Antara, Minggu (29/9/2024).

Mila lantas menjelaskan, terapi pil KB biasanya diberikan pada remaja yang mengalami gejala PCOS untuk memperbaiki siklus menstruasi sambil menata kembali gaya hidup sehat seperti menurunkan berat badan.

Pil KB biasanya diberikan dalam waktu tiga bulan pertama sampai ada perubahan berat badan dan gula darah. Kalau anak perempuan akan menikah, pil KB akan dihentikan agar bisa hamil.

Cek Artikel:  Bentuk Kepala Bayi Pengaruhi Kecerdasan, Mitos atau Fakta?

“Kalau sudah terkontrol gaya hidupnya boleh stop, kalau belum terkontrol dilanjutkan, tapi kalau nggak juga sampai dia mau menikah maka motivasinya harus kuat karena ada anak yang diinginkan, biasanya saya coba stop dulu pil KB-nya,” kata Mila.

Dosen di Fakultas Penyamaranteran Universitas Indonesia ini mengatakan perempuan yang PCOS setelah melahirkan, siklusnya akan kembali tidak teratur. Maka itu dibutuhkan modifikasi gaya hidup untuk mempertahankan siklus, karena pil KB biasanya tidak diberikan saat masa menyusui.

Terkait mengonsumsi pil KB saat menyusui, Mila menerangkan hal itu dikhawatirkan akan membuat ASI kering, maka ibu yang menyusui disarankan untuk olahraga dan memperbanyak protein untuk hasil ASI yang baik.

Cek Artikel:  Hari Anak Nasional 2024, 10 Tips Merangkul si Kecil agar Tumbuh Menjadi Pribadi yang Percaya Diri

Sementara terapi konsumsi metformin masih pada penelitian terbaru disarankan tidak diberikan karena dikhawatirkan anak akan obesitas, sehingga diganti dengan mengurangi makanan manis untuk mengontrol resistensi insulin.

“Kalau mau hamil lagi harus kembali lagi ke treatment awal, kalau PCOS Metformin dilanjutkan untuk resistensi insulin tapi penelitian terbaru dikhawatirkan anaknya obesitas makanya kita enggak berikan, kita coba dengan makan nggak terlalu manis-manis,” katanya.

Mila mengatakan sebaiknya kesadaran awal dengan gejala PCOS menjadi pengetahuan bagi ibu yang memiliki anak remaja putri dengan melihat siklus haid yang tidak teratur, leher menghitam, dan berat badan yang cenderung naik atau obesitas. Konsultasi dengan dokter jika mendapati gejala tersebut sebelum kondisi memburuk.

Cek Artikel:  Betulkah Vape Bikin Gigi Kuning? Begini Penjelasannya

“Kalau kita nggak dibawa berarti kita harus komitmen sebagai ibu, anaknya berat badannya harus turun, ke dokter gizi, kalau obesitas harus awareness awal, jangan menunggu,” pungkasnya.

Mungkin Anda Menyukai