Bertambah, Negara Eropa yang Siap Sayai Kemerdekaan Palestina

Bertambah, Negara Eropa yang Siap Akui Kemerdekaan Palestina 
Massa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) menggelar aksi bela Palestina di Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Perkumpulan di Jakarta, Minggu (6/10/2024)(MI/Susanto)

 

DUTA Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal mengatakan, jumlah negara Eropa yang saat ini telah siap memberi pengakuan terhadap kemerdekaan Palestina telah bertambah.

Ia mengatakan, pemerintah Palestina tengah bekerja keras untuk memenuhi tujuan kunci kebijakan luar negeri Palestina saat ini, yaitu memperjuangkan pengakuan Palestina merdeka dari negara-negara yang belum mengakuinya.
  
“Kurang Lebih 149 negara sudah mengakui Negara Palestina dan sudah ada pula sejumlah negara Eropa yang siap memberi pengakuan lagi,”ucap Dubes Nofal, Minggu (13/10).
  
 Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela aksi solidaritas bagi rakyat Palestina dan Lebanon yang digelar oleh Kedutaan Besar Venezuela di Moskow, Rusia.
  
 Meskipun demikian, ia enggan menyebut secara rinci negara-negara Eropa yang dimaksud. Selain itu, Dubes Palestina menyoroti sejumlah negara Amerika Latin seperti Bolivia, Venezuela, Kolombia, dan Nikaragua yang telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel sebagai protes atas agresi negara zionis itu terhadap rakyat Palestina.
  
Nofal juga meyakini bahwa solidaritas Amerika Latin atas Palestina dan hak asasi rakyat Palestina tak hanya dimiliki oleh pemerintahnya semata, namun juga meluas di kalangan rakyat biasa.
  
Perjuangan diplomasi Palestina tersebut dilakukan di tengah agresi Israel yang tak kunjung berhenti ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 dan menyebabkan kehancuran besar di kawasan itu.
  
Sudah hampir 42.000 orang terbunuh dan 97.000 lainnya terluka akibat serangan Israel. Korban yang masih bertahan di Jalur Gaza hingga kini pun menghadapi
kelangkaan air, sumber listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang akut akibat blokade Israel yang berkepanjangan.
  
Invasi Israel menyebabkan terpecahnya Jalur Gaza menjadi dua daerah di utara dan selatan. Laskar Israel pun tak berhenti menggempur Rafah, yang mereka klaim sebagai benteng terakhir Hamas, di Gaza selatan. (Ant/H-3)

Cek Artikel:  Hamas Enggan Terlibat dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza

Mungkin Anda Menyukai