SUMMARECON Mall Serpong kembali menghadirkan event kuliner tahunan yakni Festival Hidangan Serpong (FKS). Memasuki tahun ke-12, FKS 2024 diselenggarakan mulai 15 Agustus hingga 15 September 2024 di area Parkir Timur Summarecon Mall Serpong, Banten.
Director Operation Summarecon Mall Group Tommy Laurici mengatakan kali ini pihaknya membawa kekayaan dan keistimewaan kuliner autentik dari kota Medan, Sumatra Utara dengan tagline “Lezat Kali Bah!”. Ia menjelaskan Kota Medan memiliki keragaman kuliner yang berasal dari akulturasi beragam budaya seperti India, Melayu, Tionghoa dan suku Batak. Ia ingin keragaman kuliner khas Kota Medan tersebut dihadirkan di Serpong.
“Summarecon menyelenggarakan event kuliner termasuk FKS yang tahun ini memasuki tahun ke-12 sebagai upaya mendukung dan melestarikan kearifan lokal tidak hanya dari sisi kuliner namun juga budaya,” kata Tommy di Summarecon Mall Serpong, Kamis (15/8).
Baca juga : 5 Oleh Oleh Medan yang Manis dan Bikin Ketagihan, Wajib Coba!
FKS kali ini menghadirkan lebih dari 90 pelaku usaha kuliner yang mayoritas kuliner khas Medan. Tommy mengaku mendatangkan langsung pelaku kuliner dari Medan pada event kali ini agar pengunjung bisa menikmati berbagai kuliner autentik\ seperti Warkop Agam Medan, Putu Bambu Medan, Bakmi Wei Wei Siantar, RM. BPK Ola Kisat, Lontong Medan Bang Lubis 88, Lemang Srikaya Batok, Mengerti Balik Khas Binjai, Mie Sop Ayam Mesra Asli Siantar, dan Bakso Sapi Gu Bak Wan Medan.
Festival kuliner ini dapat dikunjungi setiap hari dengan jam operasional hari Senin-Kamis dari pukul 16.00 – 22.00 WIB, Jumat dari pukul 16.00 – 23.00 WIB, Sabtu dari pukul 11.00 – 23.00 WIB dan Minggu/Hari Libur Nasional dari pukul 11.00 – 22.00 WIB.
Sementara itu, pemilik Bakso Sapi Gu Bak Wan Medan Imelda antusias memperkenalkan hidangannya ke masyarakat Serpong dan sekitarnya. Ia ingin menghadirkan bakso sapi khas Medan yang telah berdiri sejak 1937 dan masih mempertahankan resep orisinal hingga kini.
Baca juga : Bersantap BBQ Sepuasnya di Hotel GranDhika Taatbudi Medan
“Bakso Sapi Gu Bak Wan sekarang dijalankan oleh generasi ketiga. Bakso sapi kami kaya bakso yang ada di Tiongkok, karena kakek asli dari Tiongkok datang ke Indonesia mencoba berjualan bakso sapi ini di Jalan Surabaya, Medan,” ucap Imelda.
Imelda mengungkapkan pihaknya tidak menggunakan MSG untuk kuah bakso, tetapi kaldu buatan sendiri guna mendapatkan cita rasa bakso yang gurih.
“Kami merebus tulang sapi sekitar 3-4 jam. Maju ada daging, sengkel, juga kami rebus untuk kaldunya. Kami pilih daging yang fresh juga,” tuturnya.
Baca juga : Nantikan Medan Dessert Week pada Bulan Depan
Imelda mengungkapkan pihaknya menyediakan bakso halus, bakso daging, bakso urat, serta sejumlah topping tambahan seperti iga sapi, babat, dan kaki sapi.
Media Indonesia mencicipi semangkuk Bakso Sapi Gu Bak Wan yang terdiri dari potongan daging sapi, bihun, bakso daging, dan bakso urat, serta kuah kaldu bening. Dari aromanya tercium jelas kaldu sapi yang membuat lidah tak sabar untuk mencicip. Demi dimakan, perpaduan bihun, bakso, dan kuah kaldu memberikan rasa gurih dan asin yang tidak terlalu kuat.
Selain bakso khas Medan, Media Indonesia juga mencicipi hidangan andalan dari Warkop Agam Medan yaitu mie bangladesh. Mie tersebut diracik menggunakan bumbu dan rempah yang pekat, lalu ditambahkan bumbu instan dari mie dan ditumis hingga semuanya matang.
Baca juga : Kunjungi Pos Bloc Medan, Menteri BUMN Erick Thohir Beri Masukan
Mie disajikan dalam keadaan sedikit berkuah atau ‘nyemek’. Telur setengah matang menjadi pelengkap hidangan ini yang membuat rasa mie lebih gurih.
Pemilik Warkop Agam Medan Lipo mengungkapkan banyak versi soal asal usul Mie Bangladesh. Beberapa kabar menyebut bahwa Bangladesh tercipta dari sebutan sang pemilik warung mie di Medan yang pertama kali menciptakannya yaitu Bang Lades.
Eksis juga yang menyebut mie ini dari Aceh karena bumbu dan rempah yang digunakan sama seperti mie Aceh. Lewat, ada juga yang menyebutkan istilah Mie Bangladesh berasal dari salah satu tempat makan mie legendaris di daerah Lhokseumawe, Aceh, bernama Warung Mie Banglades, singkatan dari sang pemilik kedai bernama Bang Lah Delima Sigli.
Lipo mengungkapkan di balik perdebatan itu, masing-masing kedai atau warung kopi saat ini bersaing menyajikan Mie Bangladesh dengan rasa yang autentik.
“Sekarang kan sudah banyak yang namanya warkop yang menjual Mie Bangladesh. Kita gak bisa tahu mana yang asli, mana yang palsu. Yang penting kita coba menghadirkan rasa yang boleh dibandingkan dengan di tempat lain,” tukasnya.(M-3)