Profil Ismail Haniyeh: Pemimpin Hamas yang Meninggal dalam Serangan Udara di Iran

Liputanindo.id – Ismail Haniyeh adalah pemimpin tertinggi Hamas yang meninggal dalam serangan udara di ibu kota Iran pada Rabu dini hari. Melalui artikel ini, mari kita bahas profil Ismail Haniyeh dan beberapa fakta menarik lainnya.

Ismail Haniyeh sendiri sebelumnya telah masuk dalam daftar target Israel setelah Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober 2023 silam.

Hamas mengatakan bahwa Haniyeh tewas di kediamannya di Teheran dalam serangan udara Israel setelah dia menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran. Tetapi hingga saat ini Israel belum memberikan komentar mengenai tuduhan tersebut.

Profil Ismail Haniyeh


  1. Kehidupan Pribadi

Dilansir dari laman Anadolu Ajansi, Ismail Haniyeh adalah anggota keluarga pengungsi yang diusir paksa dari desa Al-Jura dekat Gaza selama Nakba Palestina 1948.

Haniyeh lahir pada tahun 1963 di Kamp Pengungsi Pantai di barat Kota Gaza dan tinggal di sana hingga 2019 sebelum pindah ke Qatar untuk memimpin biro politik Hamas.

Pada tahun 1981, Haniyeh mendaftar di Universitas Islam Gaza dan lulus dari program Sastra Arab.

Haniyeh adalah ayah dari 13 anak, tiga diantaranya tewas dalam serangan udara Israel di Kamp Pengungsi Pantai pada April 2024.


  1. Peran dalam Hamas

Haniyeh memulai karir politiknya dengan cabang mahasiswa Hamas, yang dikenal sebagai Blok Islam.

Haniyeh beberapa kali ditangkap oleh tentara Israel. Pertama kali ia ditangkap adalah pada tahun 1987, ketika tentara Israel menahannya selama 18 hari.

Kemudian, pada tahun 1988, Haniyeh ditangkap kembali selama enam bulan tanpa dakwaan atau pengadilan di bawah undang-undang penahanan administratif yang keras.

Kemudian pada tahun 1989, Haniyeh lagi-lagi ditangkap untuk ketiga kalinya dan menghabiskan tiga tahun di penjara Israel dengan tuduhan menjadi anggota dinas keamanan Hamas.

Setelah dibebaskan dari penjara Israel, Haniyeh dideportasi ke daerah Marj al-Zouhour di Lebanon selatan bersama lebih dari 400 orang Palestina, sebagian besar dari kelompok Hamas dan Jihad Islam, selama lebih dari setahun.


  1. Memimpin Hamas

Pada tahun 2006, Haniyeh memimpin daftar pemilihan Hamas, yang dikenal sebagai Blok Perubahan dan Reformasi, yang memenangkan mayoritas parlemen.

Setelah pemilihan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta Haniyeh untuk membentuk pemerintahan, tetapi karena konflik internal dan ketidaksepakatan dengan kelompok Fatah, Abbas memecatnya pada Juni 2007.

Tetapi, pada tahun 2007, ia mengambil alih sebagai pemimpin Hamas di Gaza, posisi yang dipegangnya hingga 2017.

Antara tahun 2013 dan 2017, Haniyeh menjabat sebagai wakil kepala biro politik Hamas. Kemudian pada Mei 2017, Haniyeh terpilih sebagai pemimpin kelompok perlawanan tersebut untuk pertama kalinya dan terpilih kembali untuk masa jabatan lainnya pada tahun 2021.

Haniyeh memulai karir politiknya dari Blok Islam (Antaranews)


  1. Masuk Daftar Teroris

Pada tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS memasukkannya ke dalam daftar terorisnya di bawah tekanan dari Israel.

Ismail Haniyeh juga menghadapi beberapa upaya pembunuhan oleh Israel karena perannya dalam kepemimpinan Hamas.

Pada 6 September 2003, ia terluka dalam serangan Israel yang menargetkannya dan pendiri Hamas, Sheikh Yasin.

Mobilnya juga menjadi target pada 20 Oktober 2006, selama bentrokan internal antara Hamas dan Fatah. Laskar keamanan Israel juga pernah menggerebek rumahnya dalam upaya untuk membunuhnya selama perang sebelumnya di Gaza.

Selain profil ismail haniyeh, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Cek Artikel:  Denmark Larang Perusahaan Gunakan Antivirus Buatan Rusia, Kenapa?

Mungkin Anda Menyukai