Liputanindo.id – Amerika Perkumpulan membantah ikut terlibat dalam pembunuhan petinggi Hamas Ismail Haniyeh. Washington menegaskan tidak ingin berspekulasi soal kejadian itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan situasi yang terjadi saat ini sangat sulit untuk digambarkan. Dia pun menekankan tidak ingin berspekulasi soal dampak dari pembunuhan Haniyeh.
“Sangat sulit untuk berspekulasi, dan saya telah belajar selama bertahun-tahun untuk tidak pernah berspekulasi tentang dampak satu peristiwa terhadap hal lain,” kata Blinken, dikutip CNA, Rabu (31/7/2024).
Pernyataan Blinken itu disampaikan usai ditanyai wartawan soal dampak dari pembunuhan Haniyeh yang akan memengaruhi perang Israel di Jalur Gaza.
Tetapi Blinken menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata di daerah kantong Palestina yang terkepung itu, di mana perang telah berlangsung selama 10 bulan terakhir.
Kematian Haniyeh dikonfirmasi oleh Hamas dalam pernyataan resmi pada Rabu (31/7). Haniyeh tewas bersama satu pengawalnya di kediamannya di Teheran, Iran.
Golongan pejuang Palestina menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai serangan berbahaya Zionis.
Haniyeh diketahui berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran pada Selasa (30/7), sehari sebelum ia dibunuh.
Korps Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi tewasnya kepala biro politik Hamas itu. Berdasarkan laporan Kantor Informasi Mehr, pembunuhan Haniyeh terjadi sekitar pukul 2 pagi waktu setempat.
“Haniyeh ditempatkan di salah satu tempat tinggal veteran perang di utara Teheran,” lapor kantor berita Iran itu.
Pemimpin Palestina itu dilaporkan mati syahid setelah sebuah proyektil menghantam tempat tinggalnya.