DOKTER Spesialis Kandungan Rumah Sakit Eka Hospital dr Ervan Surya, Sp.OG menekan bahwa tidak ditemukan kaitan antara Bisphenol A (BPA) dengan kondisi kehamilan. Bisphenol A atau BPA merupakan bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan plastik yang sering ditemukan pada produk galon, botol minum, gelas, alat kesehatan dan produk lainnya.
“Bukan ada kaitannya BPA dengan ukuran panjang bayi, lingkar kepala bayi, maupun usia kehamilan,” kata Ervan dalam diskusi di Jakarta Pusat, Senin (14/10).
Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kemasan galon Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terbuat dari Polikarbonat (PC) selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa migrasi BPA di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman. Demi memastikan paparan BPA pada tingkat aman, Badan POM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Pahamn 2019 tentang Kemasan Pangan.
“Peraturan itu mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan PC,” ujar dia.
Sementara itu berdasarkan kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan. EFSA menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari.
Ia mencontohkan seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari. Penelitian tentang paparan BPA menunjukkan kisaran paparan sekitar 0,008-0,065 mikrogram/kg berat badan/hari sehingga belum ada risiko bahaya kesehatan terkait paparan BPA.
“Meski begitu di juga Eropa masih polemik, beberapa negara masih belum menerima aturan batu EFSA ini. Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA,” pungkasnya. (S-1)