PU-Pera Dorong Digitalisasi dalam Pengelolaan Perumahan

PU-Pera Dorong Digitalisasi dalam Pengelolaan Perumahan
Digitalisasi perumahan(Dok. MI)

PENERAPAN teknologi digital dalam sektor perumahan dianggap krusial untuk meningkatkan efisiensi serta keamanan dalam pengelolaan properti perumahan di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Lumrah dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono dalam acara PropTech Convention and Expo di Jakarta.

“Pemerintah terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat. Selain teknologi rumah tahan gempa, kami juga ingin teknologi digital digunakan untuk memantau kegiatan pembangunan ataupun memantau rumah yang ditempati,” ungkap Basuki Hadimuljono dikutip dari Antara, Sabtu (24/8)

Baca juga : Berkenalan dengan Sistem ERP, Bisa Sederhanakan Proses Bisnis!

Kementerian PU-Pera meyakini bahwa digitalisasi dalam sektor perumahan tidak hanya akan mempercepat proses pembangunan, tetapi juga memberikan kenyamanan dan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat.

Digitalisasi ini diperlukan untuk menciptakan ekosistem perumahan yang lebih efektif dan efisien, mulai dari tahap perencanaan hingga pengelolaan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PU-Pera Iwan Suprijanto menjelaskan bahwa acara PropTech Convention and Expo merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) XVI yang akan diperingati pada 25 Agustus 2024.

Baca juga : OJK: Penggunaan AI Generatif Bisa Dongkrak Pendapatan Perbankan

Cek Artikel:  Program Makan Bergizi Gratis Prabowo akan Dilakukan Dua Kali Sehari

Tema yang diangkat pada Hapernas tahun ini adalah “Digitalisasi Perumahan,” yang mencerminkan fokus pada penerapan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan dalam manajemen perumahan.

“Digitalisasi sangat diperlukan untuk membangun ekosistem perumahan yang lebih efektif dan efisien serta mengintegrasikan seluruh proses penyelenggaraan perumahan, mulai dari penyiapan lahan, perencanaan dan perancangan, perizinan, pemasaran, pelaksanaan konstruksi, hingga pengelolaan,” jelas Iwan.

Iwan menambahkan bahwa PropTech Convention and Expo juga diharapkan dapat menjadi wadah publikasi dan koordinasi bagi berbagai pemangku kepentingan, termasuk kementerian/lembaga, perbankan, investor, pengembang, industri material, penyedia tenaga kerja, serta startup di bidang teknologi aplikasi digital perumahan.

Baca juga : Rekomendasi 6 TV Android Terbaik yang Wajib Dipertimbangkan

“Acara ini menjadi salah satu bentuk nyata kehadiran negara dalam menjamin pemenuhan hunian yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sekaligus menjaga iklim usaha yang kondusif di sektor perumahan dan properti,” tutup Iwan.

Dengan langkah ini, Kementerian PUPR berharap dapat meningkatkan kualitas hunian masyarakat sekaligus memperkuat sektor perumahan nasional melalui pemanfaatan teknologi digital.

Presiden Direktur Teknika Proptech Hub Sean Reno menyatakan bahwa teknologi dalam sektor properti memiliki cakupan yang sangat luas dan telah diadopsi oleh berbagai pemangku kepentingan.

Cek Artikel:  Cadangan Devisa RI di Desember 2023 Naik Menjadi 146,4 Miliar Dolar AS

Baca juga : Masa Depan Bangsa di Tangan Pemuda yang Manfaatkan Digitalisasi

Reno berharap bahwa ke depannya, akan terjadi integrasi yang lebih mendalam antara berbagai sistem teknologi yang ada saat ini.

“Teknika siap memfasilitasi diskusi lebih lanjut antara pemangku kepentingan dan mendorong adopsi teknologi di sektor ini. Teknologi properti, atau PropTech, telah menjadi alat kerja yang multifungsi, mulai dari menyediakan informasi transaksi, memantau progres proyek, hingga menjadi alat kontrol dalam pengelolaan properti,” ungkap Reno.

Reno juga menjelaskan bahwa pihaknya, bersama dengan Kementerian PUPR, terus mengidentifikasi dan mencatat pemain PropTech yang jumlahnya terus bertambah.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan ini mencakup berbagai aspek mulai dari pemasaran, konstruksi, perencanaan proyek, hingga pengelolaan proyek.

Perkembangan PropTech di Indonesia sangat pesat, dan Reno berharap bahwa sistem-sistem ini dapat terhubung satu sama lain untuk menciptakan industri properti yang lebih transparan, efisien, inklusif, dan terintegrasi.

“Asa kami adalah agar PropTech ini dapat saling terkoneksi, menciptakan peluang yang lebih besar bagi industri properti,” tegas Reno.

Cek Artikel:  Tari Tradisional di Kereta Lekas Whoosh Ketika Hari Lahir Pancasila

Di sisi lain, Personil Dewan Direksi FIABCI (Federation Internationale des Administrateurs de Biens Conseils Immobiliers) Soelaeman Soemawinata menegaskan bahwa PropTech sudah lama digunakan di negara-negara maju, dengan tujuan yang bervariasi mulai dari perencanaan, pemasaran, hingga pengelolaan properti.

“Dengan perkembangan internet, peran PropTech menjadi semakin dominan, baik di pasar global maupun lokal di Indonesia. Pertumbuhan PropTech di Indonesia juga sangat signifikan, mulai dari pembiayaan hingga konstruksi dan pengelolaan. Bahkan, teknologi ini telah merambah ke dalam unit hunian dengan adanya produk-produk smart home,” jelas Soelaeman, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan (BKTKP) Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Soelaeman juga memberikan contoh nyata bagaimana teknologi ini diterapkan di kawasan Alam Sutera. Di sana, telah tersedia layanan realtime traffic yang membantu mengatasi masalah lalu lintas, serta tombol darurat di beberapa area yang memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejadian tertentu. Selain itu, pusat perbelanjaan dan perkantoran juga sudah menggunakan teknologi untuk mengelola jumlah parkir yang tersedia dan kebutuhan lainnya.

“Teknologi ini memang dirancang untuk membantu dan memudahkan kehidupan masyarakat,” tutup Soelaeman. (Ant/Z-10)

Mungkin Anda Menyukai