Ikuti Jejak Amerika Perkumpulan, Argentina Konkretkan Edmundo Gonzalez Pemenang Pilpres Venezuela

Liputanindo.id – Argentina mengakui oposisi Nicolas Maduro, Edmundo Gonzalez sebagai presiden terpilih Venezuela. Pengakuan ini menyusul Amerika Perkumpulan dan Peru yang lebih dulu menyatakan Gonzalez sebagai pemenang.

Melalui Menteri Luar Negeri Diana Mondino, Argentina mendukung Edmundo Gonzalez sebagai pemenang pilpres Venezuela yang disengketakan. Mondino juga menolak hasil yang disajikan oleh Dewan Pemilihan Venezuela, yang memberikan kemenangan kepada Maduro dengan lebih dari 51 persen suara.

“Kita semua dapat mengonfirmasi, tanpa keraguan, bahwa pemenang yang sah dan Presiden terpilih adalah Edmundo Gonzalez,” tulis Mondino di X.

Menteri luar negeri Argentina itu mengutip sebuah situs web yang menunjukkan 81 persen sertifikat digital memberikan kemenangan 67 persen kepada kelompok oposisi, melawan 30 persen yang diperoleh Maduro.

Cek Artikel:  Catatan Darah Setahun Genosida Israel di Jalur Gaza Palestina

Pengumuman Argentina diperoleh satu hari setelah Pemerintah Amerika Perkumpulan (AS) mengakui Gonzalez sebagai presiden sah Venezuela. Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengumumkan dukungan Pemerintah AS untuk kelompok oposisi Venezuela, dan menolak kemenangan Maduro yang diperdebatkan.

“Dengan bukti yang luar biasa, jelas bagi Amerika Perkumpulan dan, yang paling penting, bagi rakyat Venezuela bahwa Edmundo González Urrutia memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan presiden Venezuela pada 28 Juli,” katanya.

Argentina dan Amerika Perkumpulan bergabung dengan Peru dalam daftar negara yang mengakui Gonzalez sebagai presiden Venezuela.

Sejak 30 Juli, Peru menjadi negara pertama yang mengakui Gonzalez Urrutia sebagai presiden. Menteri Luar Negeri Javier Gonzalez-Olaechea menyatakan dukungannya dalam surat kepada pemimpin kelompok oposisi Venezuela Marina Corina Machado.

Cek Artikel:  WNI di Malaysia Nekat Selundupkan 14 Ikan Arwana ke Singapura, Terancam Pidana Lima Bulan

Argentina adalah salah satu negara pertama yang menolak kemenangan Maduro dan mengecam dugaan kecurangan yang terjadi selama pemilihan pada 28 Juli.

Mungkin Anda Menyukai