Menpora Dito Tutup Peparnas Edisi Solo, Jateng Pemenang Lazim

Menpora Dito Tutup Peparnas Edisi Solo, Jateng Juara Umum
Pertunjukan tari kreatif pada penutupan Peparnas XVII di Stadion Manahan, Solo.(Dok.PB Peparnas)

RIBUAN warga  antusias mengikuti secara langsung penutupan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII yang digelar secara megah, dengan berbagai hiburan dan peluncuran aneka kembang api di Stadion Manahan Solo, Minggu (13/10) malam .

Multievent olahraga disabilitas nasional edisi Solo yang berlangsung sejak 6 Oktober itu ditutup secara resmi oleh Menpora Dito Ariotedjo. Peparnas XVII Solo memunculkan Jateng sebagai juara umum, dengan  perolehan medali 161 emas, 121 perak dan 124 perunggu.

Ajang Peparnas di Solo ini telah memunculkan 114 rekor nasional dan satu rekor Asia Tenggara. Dari ratusan rekor baru itu, 17 rekor nasional  pecah di cabang olahraga para angkat berat dan 22  rekor baru pecah di cabor para renang.

Cek Artikel:  Kandungan Susu Ikan Tergantung dari Pengolahannya

Baca juga : Jawa Tengah Dipastikan Pemenang Peparnas XVII

Kontingen Jawa Barat yang  mendominasi sejumlah cabor, keluar sebagai juara dua dengan total 354 medali, dengan rincian  120 emas, 116 perak  dan 118 perunggu.   

Sedang  DKI Jakarta meraih posisi ketiga dengan 39 medali emas, 29 perak  dan 36 perunggu. Sementara Papua yang pada edisi Peparnas XVI tampil sebagai juara, kali ini hanya meraih posisi empat besar dengan raihan  33 emas,44 perak dan 40 perunggu .

Menpora Dito menyebut, Peparnas edisi Solo menjadi ajang olahraga disabilitas tingkat nasional yang terakhir dari pemerintahan Jokowi, dan akan terus berlanjut kedepan dengan semangat untuk meningkatkan kesetaraan.                                                            

Cek Artikel:  Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak Dibentuk, KPPPA Harap Penanganan Kasus Kekerasan Lebih Lekas

Baca juga : Raih 17 Medali Emas, Jabar Pemenang Lazim Cabor Para Renang Peparnas Solo

Buat kegiatan closing ceremony ini, Polresta Surakarta mengerahkan 360 personel untuk mengamankan penutupan Peparnas XVII. “Alhamdulillah, semua lancar,” tegas Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi.

Secara keseluruhan penutupan Peparnas Solo tergelar inklusif, namun selaras dengan tema “Bedo Nanging Digdoyo” yang berarti “Beda Tapi Digdaya”. Setidaknya ini bisa dilihat dari tampilan istimewa dan pertama di Indonesia yakni tarian performance komunitas tunawicara yang menghibur secara teatrikal dengan irongan musik padu, dengan permainan tata lamou megah.

“Ya, ini yang pertama kali ya, ada 100 teman-teman yang memiliki keterbatasan tunawicara tampil menghibur dengan bahasa seni yang dikoreografi seniman Eko Pece,” ungkap manajer kegiatan closing ceremony Peparnas XVII, Hasbi.

Cek Artikel:  Hindari Kekerasan Seksual, FeminisThemis Academy 2024 Ajang Edukasi Kesehatan Reproduksi bagi Kolega Tuli

Dalam penutupan selain peluncuran kembang api, juga ada gerakan atraktif serentak penoton yang menyambut pengumuman Jawa Tengah sebagai juara umum. (N-2)

Mungkin Anda Menyukai