Kawal Pengiriman 250 Peluncur Rudal Balistik, Kim Jong Un Ngaku Rancang Pembuatan Langsung

Liputanindo.id – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un turun langsung mengawasi pengiriman 250 peluncur rudal balistik ke unit garis depan di sepanjang perbatasn selatan. Kim mengaku turut merancang langsung peluncur rudal balistik itu.

Menurut kantor berita pusat Korea (KCNA), upacara penyerahan 250 peluncur rudal balistik taktis tipe baru ke unit militer perbatasan berlangsung di ibu kota Pyongyang pada Minggu (4/8). Kim memimpin upacara penyerahan tersebut

“Peluncur rudal itu adalah senjata serangan taktis terkini,” kata Kim dalam sebuah pidato, menambahkan bahwa ia merancangnya sendiri peluncur rudal itu.

Dalam pidatonya, Kim mengatakan bahwa memperkenalkan senjata baru pada saat negara itu berjuang akibat kerusakan banjir adalah perwujudan dari tekad kuat untuk terus maju dan mempertahankan kemampuan pertahanan.

Cek Artikel:  Belasan Eksekutif Dilarang Masuk Rusia, Jepang Layangkan Protes Keras

Interaksi antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun, dengan Korea Utara meningkatkan pengujian senjata dan membombardir Korea Selatan dengan balon berisi sampah.

Sebagai tanggapan, Korea Selatan meluncurkan siaran propaganda di sepanjang perbatasan dengan menggunakan pengeras suara. Selain itu, Korea Selatan juga menangguhkan kesepakatan militer untuk mengurangi ketegangan, dan memulai kembali latihan tembak langsung di dekat perbatasan.

Mengertin ini, Pyongyang mendeklarasikan Korea Selatan sebagai “musuh utamanya”, menyingkirkan lembaga yang didedikasikan untuk reunifikasi dan penjangkauan, dan mengancam perang atas ‘bahkan 0,001 mm’ pelanggaran teritorial.

Ketegangan itu juga meningkat setelah media Korea Selatan melaporkan korban jiwa akibat banjir sebanyak 1.500 orang, yang langsung dibantah oleh Kim Jong Un. Kim menyebut laporan itu sebagai media sampah yang berupaya mencoreng citra Korea Utara.

Cek Artikel:  Mesir Tawarkan Perusahaan Indonesia Investasi Pusat Data

Korea Utara mengatakan tidak ada korban jiwa sama sekali di wilayah Sinuiju, sementara wilayah Pyongyang dikatakan mengalami kerusakan banjir terbesar.

Diklaim bahwa Bilangantan Udara Korea Utara menyelamatkan lebih dari 5.000 orang, dengan sekitar 4.200 di antaranya diselamatkan oleh helikopter dalam beberapa jam.

Mungkin Anda Menyukai