Rupanya Ini Dampak Luar Lumrah di Balik Pelukan Rela Anak dan Orang Uzur

Liputanindo.id – Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Enggakmala Ika M.Psi mengatakan, berpelukan secara tulus antara orang tua dan anak dapat membuat anak merasa dicintai dan diterima serta dapat menyalurkan kebahagiaan.

“Segala anak butuh perasaan dicintai, dia merasa butuh diterima atau nggak diterima, pelukan ini bisa jadi media yang membuat mereka merasa dicintai, pelukan memberi rasa bahagia, dengan kemudian kita memeluk anak dia akan merasa bahagia,” kata Enggakmala, Senin (15/7/2024).

Enggakmala mengatakan, masih banyak orang tua yang masih canggung untuk memeluk anaknya sendiri karena didikan pada zamannya yang menerapkan batasan antara orang tua dan anak.

Padahal secara umum, katanya, berpelukan dapat memberikan manfaat menghasilkan hormon bahagia, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Cek Artikel:  Mengenal Apa Itu Pahamn Yubileum, Pengampunan yang Akan Terjadi pada 2025

Hormon ini akan membantu menurunkan level stres dan dapat meningkatkan imunitas. Dengan rasa bahagia itu, suasana hati akan membaik dan otomatis semua organ akan berfungsi dengan baik juga.

Pelukan dari orang tua secara tulus, kata Enggakmala, dapat memberikan rasa bahagia yang dirasakan anak-anak, yang juga merupakan reaksi alami tubuh sebagai sesuatu yang menenangkan dan juga akan merasa dihargai kehadirannya.

Enggakmala mengatakan pelukan selama 10 detik cukup untuk mengisi rasa bahagia anak, namun pelukan yang diberikan harus tulus dan orang tua harus memeluk dengan hati yang tulus dan “hadir” tanpa distraksi pikiran tentang hal lain.

“Secara psikologis yang penting hati kita tulus atau nggak, bisa nggak dalam beberapa puluh detik kita benar-benar disitu, meluk dia, itu yang lebih penting daripada kita ikutin aturan tapi kita meluk doang padahal otak kemana-mana, anak-anak lebih butuh kehadiran fisik,” jelas Enggakmala.

Cek Artikel:  Nongkrong Mantap Sembari Menikmati Es Kopi hingga Cheesecake Truffle yang Viral

Enggakmala juga mengatakan pada anak yang lebih besar sebenarnya tetap membutuhkan pelukan hangat dari orang tuanya, hanya saja ucapan dari lingkungan sekitar tentang pelukan yang berarti anak manja membuat sebagian anak yang sudah masuk pubertas menjadi lebih jarang ingin dipeluk terlebih di tempat umum.

Karena itu, Enggakmala mengingatkan orang tua untuk membiasakan pelukan sebagai suatu hal yang wajar dan upaya untuk menunjukkan rasa kasih sayang kepada anak.

Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga bisa menjadikan anak saat dewasa memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan pada orang lain karena tidak terpapar kekerasan.

“Kita juga harus mengajarinya siapa yang boleh peluk siapa yang nggak boleh, pelukan seperti apa yang boleh dan nggak, tapi ketika dia masih mau pelukan sama kita sebagai orang tua dia akan mau-mau saja dipeluk orang tuanya karena nggak di judge,” katanya.

Cek Artikel:  Rasa Takut dan Malu Memicu Perempuan Gagal Deteksi Kanker Serviks

Sementara selain pelukan, orang tua bisa hadir secara utuh fisik dan emosional untuk anak dengan meluangkan waktu 10 menit untuk bermain dan berinteraksi dengan anak. Ia juga berharap dengan adanya Hari Memeluk Anak Nasional semakin banyak orang tua yang sadar dan mau untuk memeluk anaknya secara tulus.

Mungkin Anda Menyukai