Yuk Terapkan Pola Makan yang Bisa Bikin Panjang Umur, Sudah Terbukti Lewat Studi

Yuk Terapkan Pola Makan yang Bisa Bikin Panjang Umur, Sudah Terbukti Lewat Studi
Ilustrasi(Freepik)

SESEORANG yang sedang melakukan diet, kerap kali banyak mengurangi porsi makanan bahkan ada yang sampai hanya makan sekali dalam sehari. Bukannya mengurangi berat badan, hal itu malah akan menambah penyakit. Nutrisi yang seharusnya dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi hingga berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi siapapun yang ingin diet untuk menerapkan pola makan yang tetap memenuhi asupan nutrisi.

Sebuah pola makan yang dikenal sebagai diet longevity telah menarik perhatian para peneliti dan ahli kesehatan karena potensinya dalam meningkatkan umur panjang dan kualitas hidup. 

Studi terbaru menunjukkan pola makan ini tidak hanya dapat membantu hidup lebih lama, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Baca juga : Eating Reorder, Mengubah Pola Makan dan Pikiran untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Studi mengenai pola diet Longevity yang bisa bikin panjang umur

Diet longevitas atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai longevity yang dikembangkan dan dikemukakan pertama kali oleh Valter Longo. Ia merupakan seorang ahli biologi penuaan di Universitas California Selatan  dan juga direktur USC Longevity di USC Leonard Davis School of Gerontology. 

Cek Artikel:  Anak Anda Sesak Napas Jangan Terlambat Bawa ke Rumah Ngilu

Longo memilih pendekatan makan yang terinspirasi dari pola makan populasi dengan umur panjang di seluruh dunia. 

Diet ini merekomendasikan untuk mengikuti diet berbasis  dengan banyak memakan sayur-sayuran serta sedikit atau tidak sama sekali daging.

Baca juga : Ini Manfaat Menjadi Vegetarian untuk Kesehatan

Studi-studi yang dilakukan oleh Longo dan timnya telah menunjukkan diet ini dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan umur panjang.

Banyak manfaat dari mengonsumsi makanan yang kaya akan sayuran dan biji-bijian utuh untuk seseorang yang ingin melakukan diet. 

Pola diet ini juga melibatkan periode puasa sehingga mungkin tidak tepat bagi orang yang memiliki riwayat gangguan makan. 

Baca juga : Jangan Mager! Jalani 9 Perubahan Gaya Hidup Sederhana Ini agar Hidup Anda Lebih Lamban

Cek Artikel:  Optimalkan Kompetensi Guru Konseling untuk Cegah Kekerasan di Lingkungan Sekolah

Komponen utama dari diet “longevity”

Lebih lanjut, ada beberapa komponen utama dari diet longevitas yang wajib diketahui bagi seseorang yang ingin menerapkan pola diet ini. 

Berikut ini adalah komponen utama dari diet longevitas:

  • Diet ini menekankan konsumsi makanan nabati seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Protein hewani dibatasi, dengan pengecualian untuk ikan yang dikonsumsi dalam jumlah sedang.
  • Diet longevitas menganjurkan pembatasan kalori tanpa kekurangan gizi. Ini dapat dilakukan melalui puasa berkala atau pengurangan porsi makan.
  • Diet ini menekankan pentingnya mengonsumsi lemak sehat seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun, kacang-kacangan, dan alpukat.
  • Konsumsi protein dibatasi, terutama dari sumber hewani. Tetapi, asupan protein dapat ditingkatkan untuk orang lanjut usia untuk mencegah kehilangan massa otot.
  • Diet ini menganjurkan konsumsi karbohidrat kompleks seperti yang ditemukan dalam biji-bijian utuh dan sayuran.
  • Diet longevitas sering kali melibatkan periode puasa atau pembatasan kalori secara berkala.
Cek Artikel:  7 Manfaat Melon bagi Kesehatan Tubuh, Bagus untuk Jantung

Studi-studi telah menunjukkan pola makan ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. 

Selain itu, diet ini juga dapat membantu memperlambat proses penuaan pada tingkat sel.

Tetapi, setiap individu memiliki kebutuhan gizi yang berbeda. Jadi, sebelum memulai diet apa pun, termasuk diet longevitas, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk memastikan bahwa pola makan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai