Jangan Takut Menikah, Kepala BKKBN Ingatkan Krusialnya Melahirkan dan Menyusui

Liputanindo.id – Fenomena generasi muda menunda pernikahan semakin santer terdengar dalam beberapa tahun belakangan.

Menurut laporan Badan Pusat Tetaptik (BPS), dari 65,82 juta penduduk kategori pemuda, 68,29 persen di antaranya belum menikah. Sedangkan definisi pemuda adalah mereka yang rentang usianya 16-30 tahun pada 2022, atau lahir antara 1992-2006.

Jadi, yang dimaksud pemuda termasuk diantaranya adalah generasi Z yang lahir pada 1997-2012.

Dalam hal ini, mengingat pernikahan merupakan satu keputusan besar yang mungkin diambil dalam hidup seseorang.

Faktanya memutuskan untuk menikah pasti bukanlah hal yang mudah, sebab ada banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang memang harus dipikirkan terlebih dahulu.

Tak heran jika tidak sedikit anak muda yang takut untuk menikah entah karena faktor ekonomi dan lain sebagainya. 

Cek Artikel:  Tata Metode Menyembelih Ayam Menurut Islam yang Wajib Dipahami

Tetapi, di sisi lain, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo mengingatkan agar generasi muda jangan takut untuk menikah. 

Pasalnya, ada alasan lain faktor kesehatan reproduksi seperti melahirkan dan menyusui yang tak boleh luput dari perhatian. 

“Melalui edukasi kesehatan reproduksi yang selalu disampaikan orang yang tidak menikah, tidak pernah menyusui, punya risiko lebih tinggi untuk kanker payudara, tumor payudara, daripada yang menikah dan menyusui,” ungkap dokter Hasto usai Executive Meeting dan Workshop Pengelolaan BMN di lingkungan BKKBN Mengertin 2024 di Auditorium, BKKBN pusat, Jakarta, baru-baru ini. 

Menurut dokter Hasto, melahirkan dan menyusui memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. Maka, ia menyampaikan kepada generasi muda jangan takut menikah.

Cek Artikel:  Bersua dengan Paus Fransiskus, Merry Riana Cium Tangan dan Bersyukur

“Orang yang tidak pernah hamil lebih punya peluang terkena kanker rahim dibandingkan mereka yang  punya anak dua atau tiga orang,” urai dokter Hasto. 

“Kalau belum nikah, belum jadi suami, hidup nggak jelas,  boros dan nggak teratur. Begitu punya istri, punya anak, dia jadi pemimpin. Kemudian akhirnya hidup jadi teratur. Istri  kalau belum punya suami belum ada kebaikan yang bisa dibagikan. Tapi kalau sudah punya suami, membikin minuman saja sudah surga. Jadi, sebetulnya banyak indahnya (ketika menikah),” tuturnya.

Mungkin Anda Menyukai