Cine-Concert Samsara Garin Nugroho Dipentaskan Perdana di Bali

Cine-Concert Samsara Garin Nugroho Dipentaskan Perdana di Bali
Garin Nugroho bersama para pemeran film Samsara saat berfoto bersama di Peninsula Nusa Dua Bali(MI/Arnoldus Dhae)

SAMSARA, karya terbaru dari sutradara Garin Nugroho, dipentaskan untuk pertama kalinya di hadapan penonton Tanah Air melalui program Indonesia Bertutur 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, Jumat (16/8). Cine-Concert Samsara menyajikan pengalaman sinematik yang menyatukan bentuk seni, nuansa, dan tradisi Indonesia masa lalu dan kontemporer.

Samsara merupakan sebuah film bisu hitam putih yang dibintangi aktor Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett dengan iringan paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik. Karya ini dipersembahkan oleh Cineria Sinemas, Garin Workshop, dan Lynx Sinemas, yang dibuat bersama dengan Esplanade-Theatres on the Bay Singapura bekerja sama dengan Silurbarong.co, serta didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Mengambil setting tempat di Bali di tahun 1930-an, Samsara bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orangtua kaya dari perempuan yang dicintainya. Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Tetapi, dalam prosesnya, ritual ini justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita. 

Cek Artikel:  Raline Shah Tampil Elegan dengan Kebaya Biru di Red Carpet Cannes Gambar hidup Festival 2023

Baca juga : Pertama Kali, Cine-concert Samsara Tampil di Indonesia Bertutur 2024

Samsara menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.

Pengarah adegan Garin Nugroho mengungkapkan makna dari proses penciptaan Samsara. Ia terinspirasi dari kecintaannya pada film klasik Jerman era 1920-an, Nesferatu (1922) dan Metropolis (1927), yang membawanya kembali menggali tradisi lokal.

“Membangun karya ini bagi saya seperti memimpin dan menjalankan upacara tradisi yang hidup di berbagai wilayah Indonesia. Oleh karena itu, mencipta Samsara adalah berupacara dengan berbagai profesi, seperti juru rias, juru masak, juru panggung, penari, pemusik, ketua upacara, dan lain-lain. Taatp upacara merepresentasikan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat, sehingga dalam proses kreatif Samsara, setiap pemain harus mampu membawa dalam dirinya situasi sosial budaya dalam penciptaan samsara,” ungkap Garin melalui keterangannya, Sabtu (17/8).

Cek Artikel:  Bisnis Alkohol Jennifer Lopez Diduga Jadi Penyebab Keretakan Pernikahannya dengan Ben Affleck

Pertunjukan musik Gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer musik dan etnomusikologi lulusan University of British Columbia, Kanada. Ia mempelajari musik kuno Bali, berbagai tradisi musik dunia, dari Korea, Ghana, dan India, serta musik klasik barat. Selain itu, musik elektronik digital dibawakan oleh grup musik Gabber Modus Operandi, yaitu Kasimyn dan Ican Harem, yang menyajikan hasil persilangan beberapa genre musik. Mereka berkolaborasi dengan bintang musik internasional, Bjork, dalam albumnya, Fossora (2022).

Produksi Samsara juga turut menampilkan seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali. Selain itu, melibatkan para pembuat film yang telah berpengalaman dan mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya. Mereka adalah produser Gita Fara dan Aldo Swastia, penata busana Retno Ratih Damayanti, penata artistik Vida Sylvia, dan sinematografer Batara Goempar, I.C.S.(M-3)

Cek Artikel:  Saipul Jamil Jalani Pemeriksaan Lanjutan di Laboratoriun Polda Metro Jaya

Mungkin Anda Menyukai