Penentuan Nasib Tim Azzurri Italia

Penentuan Nasib Tim Azzurri Italia
Suryopratomo Pemerhati Sepak bola(MI/Ebet)

DALAM 40 hari ke depan, penyisihan Piala Eropa 2024 akan menyelesaikan seluruh pertandingan. Sebuah pertanyaan besar, apakah juara bertahan Italia akan menjadi salah satu dari 24 kesebelasan yang akan lolos ke Jerman ataukah nasib mereka bakal sama seperti kegagalan tampil di ajang Piala Dunia 2022?

Instruktur Roberto Mancini sudah terpental dari kursi panasnya. Luciano Spalletti, sejak Agustus lalu, mengambil alih tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utamanya membawa tim Azzurri  lolos ke putaran final untuk mempertahankan gelar.

Enggak terbayangkan juara bertahan harus tersingkir di babak penyisihan. Padahal di Piala Eropa 2021 lalu, tim Azzurri  merebut gelar secara dramatis. Mereka mengalahkan tuan rumah Inggris melalui drama adu penalti.

Pencinta sepak bola berharap Italia bisa lolos karena akan membuat kompetisi tahun depan menjadi lebih seru. Tim Azzurri  dikenal sebagai kesebelasan yang memiliki talenta sepak bola yang luar biasa dan selalu mampu memberikan kejutan.

Sayang sepak bola Italia sering terganggu oleh kasus perjudian. Enggak tanggung-tanggung klub sekelas Juventus pun sering tersandung kasus yang memalukan itu. Berulang kali klub besar itu terkena hukuman berat.

Menjelang pertandingan melawan Malta, dini hari nanti, tiga pemain asuhan Spalletti harus berurusan dengan polisi karena terlibat judi online. Gelandang asal Juventus Nicolo Fagioli sedang diinvestigasi oleh polisi Torino. Eksispun dua pemain lainnya, Sandro Tonali dan Nicolo Zaniolo, Kamis lalu dikembalikan ke klub karena ada peringatan dari polisi yang akan memeriksa mereka berdua.

Kegagalan Italia tampil di ajang Piala Dunia Qatar merupakan imbas dari berbagai kasus yang menerpa sepak bola negeri itu. Kalau Spalletti sampai gagal menyelamatkan tim Azzurri, sepak bola ‘Negeri Spageti’ itu akan berada di titik nadir.

Cek Artikel:  Daya Juang

 

Dua yang menentukan

Dua pertandingan dalam empat hari ke depan sangat menentukan perjalanan Italia. Pagi hari nanti, mereka akan memulai perjuangan dengan menjamu Malta di Stadion San Nicola, Bari. Pada Selasa mendatang, tim asuhan Spalletti akan bertandang ke Stadion Wembley untuk menghadapi tuan rumah Inggris.

Pertandingan nanti seharusnya akan mudah bisa dimenangi Giovanni Di Lorenzo dan kawan-kawan. Tetapi, pertandingan kedua melawan Inggris tidak mudah untuk bisa dilewati tim asuhan Spalletti.

Italia tidak boleh kalah karena posisi mereka sebagai runners-up Grup C bisa diambil alih Ukraina. Tim asuhan Serhiy Rebrov pada hari yang sama akan menghadapi tim lemah, Malta.

Persoalan terbesar yang dihadapi Spalletti ialah di barisan depan. Penyerang-penyerang Italia mandul dan kesulitan untuk menyelesaikan serangan yang sudah mereka bangun.

Seperti pertandingan terakhir melawan Ukraina, dari 22 tendangan ke arah gawang yang mereka lakukan, hanya dua yang bisa menjadi gol. Padahal, untuk bisa memenangi pertandingan, mereka harus mampu mencetak gol.

Spalletti yang sukses membawa Napoli menjadi juara Seri A musim lalu fokus untuk membenahi barisan depan. Sayang Ciro Immobile yang menjadi andalannya belum bisa turun bertanding karena belum sembuh dari luka-luka setelah mengalami tabrakan mobil.

Satu yang membesarkan hatinya, ia menemukan pemain baru yang sedang menanjak penampilannya, Destiny Udogie. Pemeran berkulit hitam menjadi andalan Tottenham Hotspur yang kini memimpin klasemen Aliansi Esensial.

Cek Artikel:  Politik Doku Tuna Keadaban

Gerakan Udogie dari sayap kiri akan menambah daya gempur Tim Azzurri. Satu lagi pemain yang diandalkan Spalletti ialah penyerang asal Juventus Frederick Chiesa.

Ditambah dengan permainan agresif gelandang asal Internazionale Milan Davide Fratesi, Italia masih punya kesempatan untuk bangkit. Kalau seluruh pemain tampil solid sebagai sebuah tim, bukan mustahil Selasa depan pun mereka akan bisa membalas kekalahan dari Inggris.

 

Penuh kejutan

Ketika menjelang akhir-akhir penyisihan Piala Eropa 2024, pertandingan semakin menarik karena banyak kejutan yang terjadi. Kazakhstan yang selama ini menjadi tim anak bawang memiliki peluang untuk melanjutkan kejutan mereka dan bahkan mungkin pertama kali lolos ke ajang Piala Eropa.

Setelah berhasil mengalahkan Denmark dan Irlandia Utara, mereka hanya terpaut satu poin dari pemimpin Grup H, Slovenia. Malam ini mereka akan bertandang ke Copenhagen untuk bertemu tuan rumah Denmark sebelum kemudian melawan Finlandia di Helsink, Selasa malam.

Tim yang dijuluki the Hawks ini akan menentukan nasibnya pada November mendatang. Apabila mereka mampu melewati rintangan San Marino dan terakhir Slovenia, bukan mustahil sepak bola Eropa akan menemukan sejarah baru.

Satu lagi negara kecil yang mengejutkan banyak pengamat adalah Albania. Di tangan pelatih asal Brasil Sylvio Mendes Campos Junior atau dikenal Sylvinho, Albania menjelma menjadi kekuatan luar biasa dan bercokol sendirian di puncak klasemen Grup E, empat poin unggul dari Polandia.

Cek Artikel:  Mungkinkah BPJS Gratis

Dua pertandingan terakhir pada November nanti seharusnya bukan penghalang bagi Albania untuk mengulangi kesuksesan lolos seperti di ajang Euro 2016. Mereka tinggal bertemu Moldova dan Kepulauan Faroe untuk merebut salah satu dari dua tiket lolos ke putaran final tahun depan.

Sementara raksasa lama sepak bola dunia, Hongaria, mulai bangkit mengembalikan kebesaran mereka. Setelah sukses mengandaskan Jerman dan Inggris di ajang Aliansi Negara Eropa, Hongaria lebih percaya diri dalam menjalani penyisihan Piala Eropa 2024 ini.

Malam ini merupakan ujian terberat yang harus dilalui Hongaria. Apabila mereka bisa melewati rintangan Serbia, tim asuhan Marco Rossi akan kembali masuk ke jajaran elite sepak bola dunia seperti dulu pernah ditorehkan oleh Ferenc Puskas di pertengahan 1950-an.

Selain penuh dengan kejutan dan kebangkitan, Piala Eropa 2024 ditandai dengan muncul bintang-bintang sepak bola baru. Instruktur Portugal Roberto Martinez puas dengan kehadiran pemain jebolan Benfica Academy, Joao Neves. Meski baru berusia 19 tahun, Martinez tidak ragu untuk memasukkan ke tim untuk bermain bersama mahabintang Cristiano Ronaldo.

Sementara itu, Serbia yang akan menghadapi Hongaria dapat suntikan bintang muda Petar Ratkov. Pemeran muda yang Agustus lalu memasuki usia 20 tahun, sempat diperebutkan banyak negara. Ia ditawari untuk menjadi warganegara Bulgaria dan juga ditawari bermain untuk Kroasia. Tetapi, pemain kelahiran Beograd itu memilih untuk membela negara tempat kelahirannya, Serbia.

Mungkin Anda Menyukai