Mengenal Istilah Inreyen, Hal yang Harus Dilakukan setelah Motor Turun Mesin

Mengenal Istilah Inreyen, Hal yang Harus Dilakukan setelah Motor Turun Mesin
Berikut yang harus dilakukan setelah motor alami turun mesin(freepik)

MEMILIKI motor yang sehat dan tidak mogok-mogokan tentu menjadi keinginan setiap pengendara, untuk bisa mendapatkannya kalian perlu melakukan perawatan terhadap kendaraan tersebut.

Merawat motor tidak hanya dilakukan servis secara rutin saja, tetapi perlu diganti oli dan perhatikan beberapa part lainnya di kendaraan.

Kalau tidak dilakukan hal tersebut maka motor akan cepat rusak dan parahnya akan mengalami turun mesin. Niscayanya turun mesin ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Baca juga : 5 Akibat jika Motor Alami Turun Mesin

Selain itu, waktu untuk melakukan turun mesin dan memperbaiki part dalam motor tidaklah sebentar. Lewat setelah dilakukan turun mesin, motor juga perlu beradaptasi dengan mesin barunya.

Buat bisa beradaptasi ini terdapat istilah namanya sendiri, yakni inreyen. Inreyen atau proses break-in adalah langkah penting setelah melakukan turun mesin motor untuk memastikan mesin yang baru diperbaiki dapat bekerja dengan optimal dan tahan lama.

Cek Artikel:  Vespa Batik Hadir di Museum Batik Indonesia

Turun mesin biasanya dilakukan saat ada masalah serius pada komponen internal mesin, seperti piston, crankshaft, atau silinder. Setelah turun mesin, ada beberapa langkah inreyen yang perlu dilakukan.

Baca juga : Watakistik-ciri Motor sudah Pernah Turun Mesin, Perhatikan bila ada Tanda ini

Berikut 6 Hal saat Inreyen

1. Jangan Langsung Memacu Motor pada Kecepatan Tinggi

Setelah turun mesin, komponen internal motor masih dalam fase penyesuaian. Hindari memacu motor pada kecepatan tinggi untuk menjaga agar mesin tidak bekerja terlalu keras. Batas kecepatan yang disarankan biasanya sekitar 40-60 km/jam dalam 500-1000 km pertama.

2. Penggantian Oli Secara Teratur

Setelah turun mesin, oli di dalam mesin mungkin mengandung sisa-sisa logam hasil gesekan komponen baru. Lakukan penggantian oli pertama kali setelah 300-500 km, kemudian ganti oli lagi setiap 1000 km selama periode inreyen.

Cek Artikel:  Langkah Suzuki Indonesia Kurangi Survei Karbon di Pabrik

3. Variasikan Kecepatan Motor

Jangan mengendarai motor dengan kecepatan konstan terlalu lama. Variasikan kecepatan agar semua bagian mesin dapat beradaptasi dengan tekanan yang berbeda. Ini penting untuk memberikan waktu bagi komponen mesin untuk “membaur” secara merata.

Baca juga : Ingin Beli Sepeda Motor Baru? Anda Harus Mengerti Apa Itu Inreyen

4. Jangan Membebani Mesin Terlalu Berat

Hindari membawa beban berat atau berboncengan selama inreyen. Beban berlebih bisa memberikan tekanan tambahan pada mesin yang masih dalam proses penyesuaian, mempercepat keausan komponen baru.

5. Periksa Suhu Mesin Secara Rutin

Niscayakan suhu mesin tidak terlalu panas. Mesin yang baru turun mesin biasanya lebih rentan terhadap panas berlebih. Hentikan penggunaan motor jika suhu mesin meningkat drastis.

Cek Artikel:  Chery Ingin Pusat perhatian Penuhi Keinginan Konsumen

6. Periksa Komponen secara Berkala

Lakukan pemeriksaan rutin terhadap komponen penting seperti rem, suspensi, dan sistem pendingin selama masa inreyen untuk memastikan semuanya bekerja dengan baik dan tidak ada kebocoran atau masalah lain.

Dengan melakukan inreyen secara benar, Anda membantu mesin motor bekerja dengan baik dan memperpanjang usia pakai komponen mesin. (Z-12)

Mungkin Anda Menyukai