Apakah Madu Bisa Kedaluwarsa? Begini Penjelasannya Secara Ilmiah

Liputanindo.id – Madu merupakan salah satu bahan makanan yang aman dan disarankan untuk dikonsumsi. Eksis sebanyak 300 jenis madu yang dihasilkan oleh lebih dari 20.000 spesies lebah madu yang dikenal saat ini. Tetapi, apakah madu bisa kadaluwarsa?

Apakah Madu Bisa Kadaluarsa?

Mengutip Live Science, setelah nektar dikumpulkan dari bunga, lebah mengubah sukrosa, campuran kompleks glukosa dan fruktosa ke bentuk gula sederhana yang sangat pekat.

Sebagian besar madu memang mengandung gula, tetapi madu juga mengandung lebih dari selusin zat lain, antara lain enzim, mineral, vitamin, dan asam organik. Dalam madu juga terkandung senyawa flavonoid dan fenolik yang terkenal sebagai anti inflamasi dan antioksidan.

Senyawa ini mengandung khasiat yang paling penting dalam madu. Banyaknya bahan kimia yang bergabung saat lebah membuat madu menjadikan pemanis alami ini tidak ramah terhadap mikroba yang umumnya membuat makanan rusak.

Cek Artikel:  9 Jenis Buah yang Bermanfaat untuk Menurunkan Berat Badan dengan Lekas

Kandungan gula yang tinggi pada madu menjadikannya bersifat higroskopis, yang mampu menyedot kelembapan dari lingkungan, bahkan mampu menyerap air dari sel mikroba di sekitarnya. Madu juga mempunyai tingkat ketersediaan air yang rendah di mana mikroba dapat bereproduksi.

Selain itu, kandungan asam glukonat, format, asetat, dan sitrat menjadikan madu lebih asam daripada kopi. Kisaran pH ini lebih rendah dari yang mampu ditoleransi oleh sebagian besar mikroba. Hidrogen peroksida dalam madu juga bisa menghentikan bakteri membentuk jaringan berlendir yang disebut biofilm yang umumnya menempel pada permukaan. Seluruh bahan kimia ini mencegah mikroba dalam mendegradasi madu.

Apakah madu bisa kadaluarsa? (Freepik)

Langkah menyimpan madu

Tetapi, meskipun madu tetap aman dikonsumsi untuk jangka waktu lama, madu akan berubah seiring waktu berjalan.

Madu mengalami perubahan karena terjadi kristalisasi, fermentasi, oksidasi, dan efek termal. Perubahan tersebut juga tergantung dari jenis madu (terang atau gelap) dan sumber, atau wilayah yang bervariasi menurut musim dan tanaman yang dikonsumsi lebah madu.

Cek Artikel:  Dana Pelangkah dalam Pernikahan, Mengetahui Arti di Baliknya

Perubahan yang terjadi pada madu tentunya memengaruhi nutrisi dan juga penampilan madu. Kalau dipanaskan atau Anda simpan dalam waktu lama, madu akan mengalami reaksi Maillard, yaitu reaksi kimia yang menjadikan gula ke bentuk karamel dan mengubahnya menjadi coklat.

Ketika gula mengalami proses dehidrasi, gula menghasilkan senyawa yang memiliki potensi beracun, 5-hidroksimetilfurfural (HMF). HMF juga biasa ditemukan dalam banyak produk makanan lainnya termasuk sereal sarapan, buah-buahan kering dan susu.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa HMF dapat memicu kanker, adapun penelitian lain menyimpulkan bahwa senyawa tersebut dapat mencegah reaksi alergi.

Standar Codex Alimentarius, sebuah standar internasional tentang keamanan pangan, sudah menentukan batas atas 40 mg/kg HMF untuk produk madu. Tetapi, batasan tersebut berbeda-beda antarjenis madu.

Cek Artikel:  Dzikir Setelah Sholat: Arab, Latin, Beserta Terjemahannya

Sebagai contoh, madu bunga matahari dapat mencapai batas HMF tersebut setelah disimpan dengan benar selama 18 bulan, adapun madu akasia memerlukan waktu sekitar lima tahun untuk mencapai jumlah HMF yang sama. Sedangkan, pendinginan menyebabkan madu mengkristal.

Ketika hal tersebut terjadi, kandungan gula menjadi terlalu jenuh dan tidak bisa bertahan dalam larutan. Hal ini juga dapat terjadi saat kelembapan keluar dari madu selama disimpan, dan menyebabkan gula membentuk kristal. Menurut sebuah penelitian, madu paling baik dipertahankan jika disimpan pada suhu 24 derajat celsius atau sekitar suhu kamar.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Mungkin Anda Menyukai