Liputanindo.id – Amerika Perkumpulan mengeluarkan peringatan kepada Iran agar tidak meningkatkan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah. AS juga mendesak Israel untuk mencegah konflik berlanjut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa pemerintah sudah menjalin komunikasi dengan Iran maupun Israel soal ketegangan yang meningkat. Blinken mendesak Iran dan Israel sama-sama menahan diri untuk tidak meluncurkan serangan.
“Tak seorang pun boleh meningkatkan konflik ini. Kami telah terlibat dalam diplomasi yang intens dengan sekutu dan mitra, mengomunikasikan pesan itu langsung ke Iran. Kami mengomunikasikan pesan itu langsung ke Israel,” kata Blinken, dikutip AFP, Rabu (7/8/2024).
Iran sebelumnya sudah berjanji akan membalas serangan Israel yang menewaskan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Di sisi lain, Presiden Joe Biden disebut frustasi dengan tingkah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas pembunuhan itu. Hal ini lantaran pembunuhan Haniyeh terjadi saat kemajuan soal gencatan senjata sedang diperjuangkan.
“Komitmen kami terhadap keamanan Israel sangat kuat. Kami akan terus membela Israel dari serangan kelompok teroris atau sponsor mereka, sama seperti kami akan terus membela pasukan kami,” kata Blinken.
“Tetapi, setiap orang di kawasan ini harus memahami bahwa serangan lebih lanjut hanya akan memperparah konflik, ketidakstabilan, dan ketidakamanan bagi semua orang,” imbuhnya.
Pemerintahan Biden telah mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah, termasuk jet tempur dan kapal perang. Pengiriman armada tambahan itu untuk tidak berfokus pada krisis yang meningkat tetapi pada rencana gencatan senjata untuk Gaza.
Di sisi lain, Hamas pada hari Selasa menunjuk Yahya Sinwar, seorang yang diduga dalang serangan 7 Oktober di Gaza yang diyakini bersembunyi di terowongan, untuk menjadi kepala politik barunya untuk menggantikan Haniyeh yang terbunuh.