SEBANYAK 758 atlet memperkuat kontingen Jawa Tengah (Jateng) yang akan terjun di PON 2024. Sementara jumlah pelatih dan ofisial yang akan turut serta di ajang empat tahunan itu berjumlah 383 orang.
Mereka telah dilepas oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana pada Sabtu (24/8) malam. Acara pelepasan berlangsung di Gedung Olah Raga (GOR) Jatidiri, Kota Semarang.
Nana menjelaskan, kontingen Jateng akan berlaga di 60 cabang olahraga (cabor), dari total 65 cabang yang dipertandingkan di PON tahun ini.
Baca juga : Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Niscayakan Persiapan Pilkada 2024 di Areanya Berjalan Fasih
Dengan banyaknya cabang yang diikuti, Nana berharap, tidak sedikit medali yang bisa dibawa pulang. Ditargetkan 50 medali emas bisa direbut dari PON yang kali ini digelar di Aceh dan Sumatra Utara. Cabang yang diproyeksikan mendulang medali emas adalah wushu, menembak, pencak silat, panahan, atletik, dan panjat tebing.
Nana juga menargetkan, peringkat Jateng di PON bisa berada di posisi tiga besar, atau mengalami kenaikkan dari periode sebelumnya yang berada di posisi enam besar.
“etidak-tidaknya ada perbaikan peringkat dan bisa menambah perbendaharaan medali,” kata Nana.
Baca juga : Melalui Specta, Nana Sudjana Ajak Masyarakat Asmara Produk dan Pariwisata Dalam Negeri
Ditambahkan Nana, untuk mencapai target tersebut, selama kurang lebih 7 bulan belakangan ini, intensitas latihan para atlet telah ditingkatkan.
Di samping itu, penyelenggaraan event Jawa Tengah Sport Tourism Event (Specta) yang digelar sejak Februari lalu juga menjadi sebagai sarana pemanasan untuk para atlet.
“Kami pun ada beberapa program, yaitu Jateng Sportourism Event, yang diharapkan bisa dimanfaatkan untuk pemanasan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nana menjelaskan seluruh atlet terpilih yang mewakili Jateng merupakan hasil seleksi yang ketat. Sehingga bisa dipastikan mereka lah yang terbaik.
Pada kesempatan itu Nana juga berpesan, agar seluruh kontingen mampu menunjukkan budaya Jateng yang santun, tetapi tidak kenal putus asa. Mereka harus bisa membuktikan bahwa dibalik kelemahlembutan masyarakat Jawa Tengah, terdapat jiwa yang pantang menyerah.
(HT/Z-6)
