1.574 Kasus DBD di Kota Tasikmalaya, 5 Anggota Meninggal Dunia

1.574 Kasus DBD di Kota Tasikmalaya, 5 Warga Meninggal Dunia
Pengasapan atau fogging dilakukan di Klaten, Jawa Tengah, (17/9/2024) untuk mencegah peningkatan laju kasus DBD.(MI/Djoko Sarjono)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, masih mengalami peningkatan. Pada Januari-Oktober tercatat 1.574 kasus DBD dengan lima warga di antaranya meninggal dunia.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Suryaningsih mengatakan, kasus DBD yang terjadi selama ini masih meningkat setiap harinya dan tercatat delapan orang harus mendapat perawatan di RSUD Dr Soekardjo, RS Jasa Kartini, dan rumah sakit lainnya. Pusingkatan kasus tersebut, karena terjadi pergantian musim dari panas ke musim kemarau basah hingga membuat jentik nyamuk tumbuh dewasa.

“Kasus DBD yang terjadi membuat delapan orang harus menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Soekardjo, RS Jasa Kartini, RS Hermina, dan puskesmas serta rumah sakit swasta lainnya. Kasus ini masih meningkat sejak Januari hingga Oktober tercatat ada 1.574 kasus, di antaranya lima orang meninggal. Masyarakat (diimbau) supaya selalu meningkatkan kebersihan lingkungan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” katanya, Senin (14/10).

Cek Artikel:  3 Bulan Tanpa Guyuran Hujan, Petani di Cianjur Kelimpungan Atur Pasokan Air

Baca juga : Lima Orang Meninggal, Dinkes Tasikmalaya: Kasus DBD Tasikmalaya Letih 1.567

Suryaningsih mengatakan, serangan nyamuk Aedes aegypty yang terjadi paling banyaknya usia 0-5 tahun tercatat 289 kasus, usia 6-12 tahun tercatat 427 kasus, usia 13-18 tahun tercatat 229 kasus, usia 19-30 tahun tercatat 261 kasus, usia 31-50 tahun tercatat 255 kasus. dan usia 50 tahun tercatat 113 kasus.

Pergantian musim panas yang dipengaruhi fenomena El Nino ke musim hujan selama ini menyebabkan ditemukannya banyak jentik nyamuk di dalam rumah. Hal itu ditambah abainya masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat.

“Meningkat kasus demam berdarah dengue di wilayahnya lantaran pergantian musim El Nino ke hujan, tetapi yang terjadi musim kemarau basah dan kasusnya merata di 69 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan. Kami meminta agar masyarakat selalu waspada dan harus selalu rutin membersihkan lingkungan sekitar rumah supaya bersih, dan paling utamamya jangan menyimpan gantungan pakaian, lubang pagar bambu agar ditutup, dispenser harus dikuras,” ujarnya.

Cek Artikel:  Telkomsel Berbarengan AWS Apresiasi Finalis Program Inklusi Digital

Baca juga : 1.154 Kasus DBD di Sumenep, Dinkes Sumenep Imbau Anggota Proaktif Periksa Apabila Eksis Gejala DBD

Menurutnya, DBD yang terjadi akibat pada perubahan musim ekstrem harus menjadi perhatian semua pihak. Pemerintah Kota Tasikmalaya juga sudah mengeluarkan instruksi menghadapi serangan nyamuk Aedes aegypty.

Selain itu, langkah yang dilakukan sekarang tidak lain membersihkan lingkungan rumah dengan melalui gerakan satu rumah satu jumantik dan fogging.

“Dinas Kesehatan masih melakukan berbagai langkah terutama edukasi tentang bahayanya nyamuk Aedes aegypty kepada masyarakat dan melakukan upaya lain dengan membersihkan sampah barang bekas. Dinas Kesehatan sendiri, sudah menyiapkan pengasapan (fogging) terutama di beberapa lokasi tapi jika masyarakat abai dalam kebersihan jentik nyamuk akan tumbuh dewasa,” paparnya.

Cek Artikel:  Banyak Bangunan SMP Rusak, Cianjur Andalkan DAK untuk Rehabilitasi

Demi ini masih banyak masyarakat yang menganggap DBD adalah demam biasa sehingga minim dalam penanganan pertama. Gejala yang umumnya dikeluhkan pasien DBD yakni merasakan sakit di bagian belakang mata, daerah perut, otot, punggung, tulang, demam, kehilangan selera makan, kelelahan, panas dingin, mual, muntah, munculnya ruam atau bintik merah di kulit, sakit tenggorokan, dan pada kasus yang parah terjadi pendarahan. (AD/J-3)

Mungkin Anda Menyukai