OJK Optimistis Penurunan Tumbuh The Fed Positif Bagi Pasar Modal Domestik

OJK Optimistis Penurunan Bunga The Fed Positif Bagi Pasar Modal Domestik
Pekerja melakukan aktivitas dengan latar belakang layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Absaham Gabungan (IHSG) di Bursa Pengaruh Indonesia, Jakarta.(Antara)

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon (PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyatakan bahwa pihaknya optimistis pemangkasan suku bunga The Fed berdampak positif terhadap pasar modal dalam negeri.

“Kami melihat bahwa kebijakan suku bunga The Fed akan memberikan sentimen positif di pasar modal Indonesia,” kata Inarno Djajadi dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Minggu (6/10).

Ia mengatakan bahwa ketika informasi mengenai rencana The Fed untuk menurunkan suku bunganya sudah mulai terdengar pada Juli lalu, para investor pun sudah melakukan pricing in pada Agustus dan awal September.

Baca juga : Mayoritas Pasar Ekuitas Menguat Pusat perhatian Pengumuman Inflasi AS

Cek Artikel:  Rampungkan IKN, Menteri Basuki: Butuh Anggaran Rp20,32 Triliun Tengah

Penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) dari 5,25-5,5% menjadi 4,75-5% pada pertengahan September lalu merupakan yang pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.

Para analis pun memprediksi bahwa bank sentral Amerika Perkumpulan tersebut akan menurunkan kembali tingkat suku bunganya sebanyak 2 kali hingga akhir tahun nanti. “Tetapi demikian, kami harap optimisme pelaku di pasar modal harus diimbangi dengan kehati-hatian,” ujar Inarno.

Ia meminta para investor untuk tetap mewaspadai potensi volatilitas yang masih mungkin terjadi akibat perkembangan tensi geopolitik, pertumbuhan ekonomi global, serta berbagai faktor domestik, seperti perkembangan ekonomi dan politik.

Baca juga : BNI AM Optimistis Pasar Modal Raih Letihan Positif Mengertin Ini

Cek Artikel:  Penurunan Proyeksi Ekonomi Asia Tenggara Patut Diwaspadai Indonesia

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif akibat periode pemotongan tingkat bunga (cut cycle) bank sentral di berbagai negara.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa para pelaku sektor jasa keuangan masih perlu waspada dan melakukan langkah antisipatif yang diperlukan karena adanya pelemahan kinerja perekonomian global, tensi geopolitik yang masih tinggi, dan koreksi terhadap harga komoditas yang menimbulkan risiko ketidakpastian.

Sama dengan The Fed, Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga acuannya atau BI-Rate sebesar 25 bps dari 6,25% menjadi 6% pada 18 September lalu. (Ant/N-2)

 

 

Cek Artikel:  Industri Penerbangan Didorong Mengurangi Jejak Karbon

Mungkin Anda Menyukai