Liputanindo.id MERSYISIDE – Everton berhasil meraih kemenangan dalam banding terkait hukuman mereka atas pelanggaran peraturan keuangan Perserikatan Iuran pertanggunganer Inggris. Pengurangan poin yang awalnya sebesar 10 poin telah berhasil dikurangi menjadi enam setelah banding klub tersebut diterima, Senin (26/2/2024).
The Toffes, julukan Everton, dikenai hukuman pengurangan 10 poin pada bulan November karena melanggar aturan laba dan keberlanjutan (PSR) dalam periode tiga tahun hingga 2021-2022.
Hukuman tersebut, yang merupakan yang terbesar dalam sejarah Perserikatan Iuran pertanggunganer, serta membuat Everton turun dari peringkat 14 ke peringkat 19 dalam klasemen.
Tetapi, dengan dikuranginya hukuman tersebut, Everton berhasil naik dari peringkat 17 menjadi peringkat 15. Klub ini mengakui pelanggarannya dan menyatakan kepuasannya atas pengurangan yang telah diberikan.
Dewan banding yang terdiri dari tiga orang menyimpulkan bahwa komisi independen yang memberikan hukuman 10 poin telah melakukan kesalahan hukum karena beberapa alasan. Salah satunya adalah kurangnya kejelasan komisi terhadap Perserikatan Iuran pertanggunganer mengenai utang stadion baru Everton.
Selain itu, dewan banding juga menegaskan bahwa hukuman pengurangan poin enam poin yang diberikan sejalan dengan pedoman Perserikatan Sepak Bola Inggris.
Meskipun berhasil meraih kemenangan dalam banding ini, menurut laporan BBC Sport, Everton masih menghadapi kemungkinan pengurangan poin lagi setelah didakwa melanggar peraturan untuk kedua kalinya pada Januari, untuk tiga musim hingga 2022-2023.
Klub ini, yang belum meraih kemenangan di liga sejak 16 Desember, saat ini unggul lima poin dari zona degradasi dengan tersisa 12 pertandingan dalam musim ini. Everton menyatakan komitmen penuh mereka untuk bekerja sama dengan Perserikatan Iuran pertanggunganer dalam menghadapi tuntutan kedua tersebut. (RMA)
