Pertumbuhan Kian Segera Berkat Kolaborasi

Pertumbuhan Kian Cepat Berkat Kolaborasi
Percakapan terbatas dengan topik Kolaborasi untuk Percepatan Pertumbuhan di Yogyakarta, Kamis (3/10).(MI/TEGUH NIRWAHYUDI)

KETIDAKMENENTUAN ekonomi sebagai imbas situasi global termasuk semakin turunnya daya beli warga masyarakat menuntut respons cepat dari setiap perusahaan finansial. Respons cepat yang dilakukan tetap berlandaskan pada prinsip kehati-hatian di dalam menyikapi setiap perubahan.

Demikian garis besar paparan Direktur Primer PT Bank Jago Tbk Arief Harris Tanjung dalam forum diskusi terbatas dengan topik Kolaborasi untuk Percepatan Pertumbuhan di Yogyakarta, Kamis (3/10).

“Kita harus agile menghadapi setiap tantangan. Kami pun selalu mengedepankan prinsip yang prudent terhadap pasar. Enggak terkecuali menyikapi tren deflasi akhir-akhir ini,” kata Arief.

Baca juga : OECD Putuskan Buka Percakapan Aksesi dengan Indonesia

Arief mengemukakan sejumlah capaian positif indikator perekonomian Indonesia seperti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,00% pada 18 September 2024, tren inflasi dalam kisaran terkendali sebesar 1,84%, stabilnya nilai tukar rupiah di posisi 15.485 terhadap dolar AS, dan defisit anggaran belanja di bawah 3% dari PDB.

Akan tetapi semua pihak juga harus memperhatikan adanya faktor lain yang turut memengaruhi putaran roda perekonomian kita, yakni melemahnya daya beli sebagian warga masyarakat.

“Akibatnya mungkin belum terlalu dirasakan semua orang tetapi mungkin saja sudah ada yang merasakan. Makanya ada istilah makan tabungan,” lanjut Arief.

Cek Artikel:  Tokopedia Bawa Produk Fashion dan Batik Pasar Beringharjo Masuk Pasar Berdaya Digital

Baca juga : ASEAN Tekankan Krusialnya Upaya Inklusif dan Kolaboratif dari Sektor Swasta

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, manajemen Bank Jago melanjutkan kolaborasi yang sudah terjalin beberapa tahun belakangan dengan sejumlah mitra seperti ekosistem PT Goto Gojek Tokopedia Tbk dan Bibit.id.

Emiten dengan kode saham ARTO tersebut mengembangkan aplikasi Jago (Jago App) di ekosistem digital yang dapat disesuaikan agar selalu kompatibel dengan teknologi pelaku ekosistem maupun kebutuhan nasabah. “Dengan kolaborasi pertumbuhan kami jadi lebih cepat. Bagi kami kolborasi adalah berjuang bersama dengan partner. Ini yang menjadi DNA kami dalam bermitra,” ujar Arief.

Kini dari sekitar 13 juta pelanggan sebanyak 50% disumbang lewat kolaborasi tersebut. Selain itu, bank digital yang memiliki 5 kantor cabang itu mencatatkan lonjakan pertumbuhan pendanaan 47% secara tahunan menjadi Rp14,8 triliun. Penyaluran kreditnya pun meningkat 40% menjadi Rp15,7 triliun.

Baca juga : PPA Dukung Kolaborasi untuk Membangun Ekonomi Nasional yang Tangkas

“Di awal tahun ini manajemen menargetkan pertumbuhan di kisaran 30%. Tetapi dalam sembilan bulan pertama bisa di atas itu dan masih akan bertumbuh terus,” jelas Arief.

Cek Artikel:  Bisnis Cuci Pakaian di Indonesia Punya Kesempatan Besar

Dalam mengembangkan bisnis ke depan, manajemen akan merancang beberapa diversifikasi yang tidak sekadar mengandalkan mitra bisnis tetapi juga membuat program pinjaman langsung (direct lending).

Menurut Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph, saat ini pihaknya meluncurkan produk bernama Jago Anggaran Segera, yaitu pembiayaan langsung ke kostumer aktif dan memiliki kualitas baik dilihat dari profilnya.

Baca juga : Gali Praktik Berkualitas, Bisnis Hotel Makin Cuan

”Kami mempelajari semua kebiasaan pelanggan. Kami menawarkan secara personal dengan bunga kompetitif mulai dari 1,3% per bulan,” ungkap Sonny.

Dalam waktu tidak lama lagi bank yang bergerak di bidang layanan perbankan digital dan pengembangan aplikasi keuangan tersebut merilis pinjaman kendaraan bersama PT BFI Finance Tbk. Terakhir Bank Jago menyediakan joint financing senilai Rp2 triliun tahun lalu. Hingga kini, pendanaan telah terpakai Rp900 miliar.

“Segala produk baru ini merupakan bentuk diversifikasi bisnis. Mesin bisnis kami masih dari partnership,” tandas Sonny.

Ke depan, bank yang dulu dikenal dengan nama PT Bank Artos Indonesia Tbk lalu bersalin nama pada 2020, terus memberikan pelayanan prima dengan menjaga kerahasiaan data nasabah, menjamin keamanan transaksi, dan memberikan solusi keuangan sesuai kebutuhan.

Cek Artikel:  Pertamina Bangun Area Kondusif di Kilang Balongan

”DNA kami adalah kolaborasi. Kerja sama yang kami jalin selalu win win bagi kedua pihak. Dari seratus persen kostumer kami sekitar separuhnya adalah mitra. Sisanya organik,” tandas Arief.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan secara keseluruhan perekonomian nasional tetap bergerak baik meskipun tren deflasi telah berlangsung lima bulan berturut-turut.

”Kita harus melihatnya secara keseluruhan. Kalau ekonomi tidak bergerak, cadangan devisa tidak bertambah. Apalagi kita baru mengeluarkan pengaturan devisa hasil ekspor (DHE) yang terbukti bisa mempertahankan jumlah dolar AS di dalam negeri,” papar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/10).

Airlangga merinci berbagai indikator ekonomi yang diyakini tetap bergerak positif. Misalnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 meningkat menjadi 124,4 dari 123,4 pada bulan sebelumnya.

Cadangan devisa juga mengalami peningkatan di akhir Agustus 2024 menjadi US$150,2 miliar dari US$145,4 miliar pada akhir Juli 2024. Kemudian rupiah yang berhasil ditekan ke level 15.300 setelah sebelumnya pernah menembus 16.000. (Ant/Z-6)

Mungkin Anda Menyukai