Hari Kesehatan Mental Sedunia, Berikut 8 Jenis Gangguan yang Harus Anda Ketahui

Hari Kesehatan Mental Sedunia, Berikut 8 Jenis Gangguan yang Harus Kamu Ketahui
Hari kesehatan mental sedunia(Freepik)

HARI Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya kesehatan mental di seluruh dunia dan mendorong upaya untuk mendukung mereka yang mengalami masalah kesehatan mental. 

Peringatan ini pertama kali dirayakan pada tahun 1992 atas inisiatif Federasi Kesehatan Mental Dunia, sebuah organisasi kesehatan mental global. Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) mengumumkan tema Hari Kesehatan Jiwa atau Mental Sedunia 2024 adalah ‘Kesehatan Mental di Tempat Kerja’.

Lantas apa itu kesehatan jiwa atau mental? Dan Apa saja Jenis gangguan tersebut?

Baca juga : Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober, Apakah Itu dan Bagaimana Sejarahnya?

Kesehatan Jiwa atau Mental

Dikutip dari laman resmi WHO, kesehatan jiwa atau mental adalah kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan orang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitas mereka. Kesehatan mental memiliki nilai intrinsik dan instrumental serta merupakan bagian integral dari kesejahteraan kita.

Pada suatu waktu, serangkaian faktor individu, keluarga, masyarakat, dan struktural yang beragam dapat bersatu untuk melindungi atau melemahkan kesehatan mental.

Meskipun sebagian besar orang tangguh, orang-orang yang terpapar pada keadaan yang merugikan – termasuk kemiskinan, kekerasan, disabilitas, dan ketidaksetaraan – memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi kesehatan mental.

Baca juga : Dr. NoRiYu, Gencarkan Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Banyak kondisi kesehatan mental dapat diobati secara efektif dengan biaya yang relatif rendah, namun sistem kesehatan masih kekurangan sumber daya dan kesenjangan perawatan masih lebar di seluruh dunia. Perawatan kesehatan mental sering kali berkualitas buruk saat diberikan.

Orang dengan kondisi kesehatan mental juga sering mengalami stigma, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Sepanjang hidup kita, berbagai penentu individu, sosial, dan struktural dapat berpadu untuk melindungi atau melemahkan kesehatan mental kita dan mengubah posisi kita pada kontinum kesehatan mental.

Baca juga : Satu dari Tiga Remaja Indonesia Punya Masalah Kesehatan Mental

Elemen psikologis dan biologis individu seperti keterampilan emosional, penggunaan zat terlarang, dan genetika dapat membuat orang lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Cek Artikel:  Aturan tentang Perlindungan Anak di Ranah Digital Akhirnya Diharmonisasi

Paparan terhadap keadaan sosial, ekonomi, geopolitik, dan lingkungan yang tidak menguntungkan termasuk kemiskinan, kekerasan, ketidaksetaraan, dan deprivasi lingkungan  juga meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi kesehatan mental.

Jenis-jenis Gangguan Jiwa 

Gangguan jiwa atau mental ditandai dengan gangguan yang signifikan secara klinis pada kognisi, pengaturan emosi, atau perilaku seseorang. Gangguan ini biasanya dikaitkan dengan tekanan atau gangguan pada area fungsi yang penting. Eksis banyak jenis gangguan mental. Dikutip dari laman WHO dan beberapa sumber lainnya, berikut jenis-jenis gangguan jiwa.

Baca juga : Sering Dianggap Sama, Apa Sih Perbedaan Antara Psikolog dan Psikiater?

1. Gangguan kecemasan 

Gangguan kecemasan ditandai dengan rasa takut dan khawatir yang berlebihan dan gangguan perilaku terkait. Gejalanya cukup parah hingga mengakibatkan tekanan yang signifikan atau gangguan signifikan dalam fungsi. 

Eksis beberapa jenis gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum (ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan), gangguan panik (ditandai dengan serangan panik), gangguan kecemasan sosial (ditandai dengan rasa takut dan khawatir yang berlebihan dalam situasi sosial), gangguan kecemasan perpisahan (ditandai dengan rasa takut atau kecemasan yang berlebihan tentang perpisahan dari orang-orang yang memiliki ikatan emosional yang dalam), dan lainnya. 

Perawatan psikologis yang efektif ada, dan tergantung pada usia dan tingkat keparahan, pengobatan juga dapat dipertimbangkan.

2. Depresi

Depresi berbeda dari fluktuasi suasana hati yang biasa dan respons emosional jangka pendek terhadap tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Selama episode depresi, orang tersebut mengalami suasana hati tertekan (merasa sedih, mudah tersinggung, hampa) atau kehilangan kesenangan atau minat dalam beraktivitas, hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, setidaknya selama dua minggu. 

Beberapa gejala lain juga muncul, yang mungkin termasuk konsentrasi yang buruk, perasaan bersalah yang berlebihan atau harga diri yang rendah, putus asa tentang masa depan, pikiran tentang kematian atau bunuh diri, tidur terganggu, perubahan nafsu makan atau berat badan, dan merasa sangat lelah atau rendah energi. 

Orang dengan depresi memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi. Tetapi, perawatan psikologis yang efektif ada, dan tergantung pada usia dan tingkat keparahan, pengobatan juga dapat dipertimbangkan. 

Cek Artikel:  Belum Eksis Keputusan Program MBG Gunakan Susu Ikan

3. Gangguan bipolar

Orang dengan gangguan bipolar mengalami episode depresif bergantian dengan periode gejala manik. Selama episode depresif, orang tersebut mengalami suasana hati tertekan (merasa sedih, mudah tersinggung, hampa) atau kehilangan kesenangan atau minat dalam beraktivitas, hampir sepanjang hari, hampir setiap hari. 

Gejala manik dapat mencakup euforia atau mudah tersinggung, peningkatan aktivitas atau energi, dan gejala lain seperti meningkatnya banyak bicara, pikiran yang tak terkendali, peningkatan harga diri, berkurangnya kebutuhan tidur, mudah teralihkan, dan perilaku impulsif yang sembrono. 

Orang dengan gangguan bipolar memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi. Tetapi, ada pilihan pengobatan yang efektif termasuk psikoedukasi, pengurangan stres dan penguatan fungsi sosial, serta pengobatan.

4. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

PTSD dapat berkembang setelah terpapar pada peristiwa atau rangkaian peristiwa yang sangat mengancam atau mengerikan. PTSD ditandai oleh hal berikut: 

  1. Mengalami kembali peristiwa traumatis atau peristiwa-peristiwa di masa sekarang (ingatan yang mengganggu, kilas balik, atau mimpi buruk).
  2. Penghindaran pikiran dan ingatan tentang peristiwa, atau penghindaran aktivitas, situasi, atau orang yang mengingatkan pada peristiwa.
  3. Persepsi terus-menerus tentang ancaman saat ini yang meningkat. 

Gejala-gejala ini bertahan setidaknya selama beberapa minggu dan menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi. Eksis perawatan psikologis yang efektif. 

5. Skizofrenia

Skizofrenia ditandai dengan gangguan signifikan dalam persepsi dan perubahan perilaku. Gejalanya dapat berupa delusi terus-menerus, halusinasi, pikiran tidak teratur, perilaku sangat tidak teratur, atau agitasi ekstrem.

Orang dengan skizofrenia mungkin mengalami kesulitan terus-menerus dengan fungsi kognitif mereka. Tetapi, ada berbagai pilihan pengobatan yang efektif, termasuk pengobatan, psikoedukasi, intervensi keluarga, dan rehabilitasi psikososial.  

6. Gangguan makan 

Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, melibatkan pola makan yang tidak normal dan keasyikan dengan makanan serta masalah berat badan dan bentuk tubuh yang menonjol. 

Gejala atau perilaku tersebut mengakibatkan risiko atau kerusakan kesehatan yang signifikan, tekanan yang signifikan, atau gangguan fungsi yang signifikan. Anoreksia nervosa sering kali muncul selama masa remaja atau awal dewasa dan dikaitkan dengan kematian dini akibat komplikasi medis atau bunuh diri. 

Cek Artikel:  Cegah Kekerasan di Sekolah, Dunia Sevilla School Konsisten Terapkan Mindfulness

Individu dengan bulimia nervosa memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk penggunaan zat, keinginan bunuh diri, dan komplikasi kesehatan. Eksis pilihan pengobatan yang efektif, termasuk pengobatan berbasis keluarga dan terapi berbasis kognitif.

7. Perilaku mengganggu dan gangguan disosialisasi

Gangguan ini, yang juga dikenal sebagai gangguan perilaku, adalah salah satu dari dua gangguan perilaku disruptif dan disosial, yang lainnya adalah gangguan pembangkangan oposisional. Perilaku disruptif dan gangguan disosial ditandai dengan masalah perilaku yang terus-menerus seperti pembangkangan atau ketidakpatuhan yang terus-menerus terhadap perilaku yang terus-menerus melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma, aturan, atau hukum masyarakat yang sesuai dengan usia. 

Timbulnya gangguan disruptif dan disosial umumnya, meskipun tidak selalu, terjadi selama masa kanak-kanak. Eksis perawatan psikologis yang efektif, yang sering kali melibatkan orang tua, pengasuh, dan guru, pemecahan masalah kognitif atau pelatihan keterampilan sosial.

8. Gangguan perkembangan saraf

Gangguan perkembangan saraf adalah gangguan perilaku dan kognitif yang muncul selama periode perkembangan dan melibatkan kesulitan signifikan dalam perolehan dan pelaksanaan fungsi intelektual, motorik, bahasa, atau sosial tertentu.

Gangguan perkembangan saraf mencakup gangguan perkembangan intelektual, gangguan spektrum autisme, dan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) di antara yang lainnya. ADHD ditandai dengan pola kurangnya perhatian dan/atau hiperaktivitas-impulsivitas yang terus-menerus yang berdampak negatif langsung pada fungsi akademis, pekerjaan, atau sosial. 

Gangguan perkembangan intelektual ditandai dengan keterbatasan signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, yang mengacu pada kesulitan dengan keterampilan konseptual , sosial, dan praktis sehari-hari yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Gangguan spektrum autisme (ASD) merupakan kelompok kondisi yang beragam yang ditandai dengan beberapa tingkat kesulitan dengan komunikasi sosial dan interaksi sosial timbal balik, serta pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas, berulang, dan tidak fleksibel secara terus-menerus. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai