Alam Politik Terkembang Politikus Muda

Alam Politik Terkembang Politikus Muda
Ilustrasi(Dok MI)

NUN jauh di ranah minang. Eksis kata indah yang penuh makna. Kata-kata ini acap kali disampaikan tokoh-tokoh minang, bahkan sampai tokoh-tokoh penting bumi nusantara. Kata-kata itu adalah Alam Takambang Jadi Guru.

Baca juga: Menahan Laju Kemunduran Demokrasi

Menurut Nengsi dan Eliza (2019) dalam sebuah jurnal, Alam Takambang Jadi Guru merupakan falsafah pendidikan masyarakat Minangkabau sebagai dasar pembentukan karakter melalui kearifan lokal yang bersumber dari alam sebagai tempat belajar. Alam merupakan guru yang sebenarnya bagi manusia yang dapat memberikan hikmah dan ikhtiar.

Baca juga: Gerakan Integritas Akademik

Dalam sebuah artikel di Indonesiana, Firena (2021) menguraikan dengan rancak,  Alam Takambang Jadi Guru jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti alam terkembang (yang terbentang luas) dijadikan sebagai guru. Jadi, arti secara harfiahnya adalah segenap unsur yang ada di alam yang terbentang luas ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan dapat menjadi ilmu.

Cek Artikel:  Kekeliruan Pemahaman Demokrasi Post-Secular dan Agenda Kesetaraan melalui Konsesi Tambang

Segala fenomena yang terjadi di alam dapat ditarik sebagai sebuah pembelajaran baik dari segi falsafah maupun sebagai prinsip-prinsip yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial. Berbagai unsur-unsur yang terkandung di alam (air, angin, api, tanah) dapat ditarik dan ditelaah sebagai bentuk nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan.

Baca juga: Cermin Retak Sosialisasi Politik

Begitu juga dengan alam politik yang terkembang di dunia ini. Alam politik itu juga ilmu berpadu dengan laku. Apabila ada anak muda yang ingin belajar dan berkiprah di alam politik tentulah itu baik. Karena secara prinsip dan secara ilmu pengetahuan, politik itu baik. Hanya laku banyak para pelaku politik yang tampak sering buruk disebabkan kelalaian dan kepongahan serta tidak paham esensi dan substansi dari politik.

Cek Artikel:  Literasi Jalur Rempah dan Pembangunan Kebudayaan Indonesia

Baca juga: Utak-atik Politik Meruntuhkan Independensi Mahkamah Konstitusi

Sekarang ini, fenomena generasi muda masuk dan terlibat dalam politik tengah jadi percakapan yang menarik. Terutama masuknya tokoh-tokoh muda dalam gelanggang politik sesungguhnya. Misal sosok Kaesang yang kini menjadi Ketua Lumrah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Alam politik terkembang untuk Kaesang. Sesungguhnyalah, Kaesang secara tak langsung telah meresapi kata-kata baik dari falsafah Alam Takambang Jadi Guru ini.

Perjalanan kehidupan di alam ini jika tidak memulai untuk menggerakannya tak akan terjadi apa-apa. Pun alam politik. Apabila tidak generasi baru muda sekarang emoh berpolitik dan selalu mencaci maki alam politik, percayahlah, tak akan terjadi kemajuan apa-apa. Memang, politics is power, politik adalah kekuasaan, atau all politics is about power, kata Andrew Heywood sewaktu berbicara tentang Power, Authority and Legitimacy.

Begitu juga esensi dari buku yang ditulis oleh Harold Lasswell’s, dengan judul Politics: Who Gets What, When, How (1936), siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana caranya. Dengan kata lain, politik adalah siapa yang mendapatkan kekuasaan, kapan kekuasan itu didapat, dan bagaimana caranya untuk memperoleh kekuasaan (Denny Hernawan, 2022).

Cek Artikel:  Melawan Kegamangan Milenial

Tetapi, jika selalu mereka yang berpolitik adalah orang yang sama, itu-itu saja, wajah-wajah berpuluh-puluh tahun dan sudah berpeluh lumpur, yang selama ini berpolitik untuk berkuasa demi diri dan golongannya saja, ini mesti diganti. Harus dibasmi.

Generasi hari ini berharap tinggi kepada generasi politisi muda Indonesia. Terutama harapan baik untuk kebajikan politik untuk semua, ada pada Ketua Lumrah Parpol termuda se-Indonesia, mungkin juga sedunia, Kaesang. Demikianlah, alam politik terkembang untuk Kaesang. Kepada kita generasi muda.

 

Mungkin Anda Menyukai