I Wayan Koster dan Gede Supriatna Kampanye Pilgub secara Terpisah

I Wayan Koster dan Gede Supriatna Kampanye Pilgub secara Terpisah
Calon Gubernur Bali I Wayan Koster(Antara)

Calon Gubernur Bali asal PDI Perjuangan (PDIP) I Wayan Koster mengungkapkan, seusai pengundian nomor urut Pilgub, pihaknya segera memaksimalkan berbagai kegiatan di masa kampanye. 

Ia mengatakan strategi yang dilakukan pasangan Koster-Giri berbeda dari biasanya. Keduanya akan berbagi tugas saat kampanye. Dalam masa kampanye, Koster akan selalu melibatkan tokoh masyarakat setempat. 

“Saya lebih banyak berkampanye di Buleleng nantinya, Pak Giri nanti kampanye di Badung, Denpasar. Kita utamakan tokoh lokal yang diajak berkampanye keliling desa untuk bertemu dengan masyarakat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujar Koster di Denpasar, Senin (23/9).

Baca juga : Pendaftaran Koster-Giri di Pilgub Bali Diiringi Pawai Budaya

Selama masa kampanye, dirinya bersama mesin partai akan datang dari desa ke desa secara intensif. Langkahnya dengan melibatkan tokoh masyarakat yang ada di desa. Ia akan berbicara dan bertemu langsung dengan masyarakat di desa. Melibatkan tokoh masyarakat di desa lebih efektif sebab merekalah yang akan berbicara tentang figur, tentang program pembangunan yang sudah dicapai, tentang program yang sedang berjalan dan akan dicapai di masa yang akan datang. 

Cek Artikel:  Mesin Parpol KIM Plus Siap Bergerak Menangkan Ridwan Kamil-Suswono

Menurutnya, upaya itu akan lebih efektif karena kampanya disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan komunikatif. Para tokoh masyarakat tersebut dinilai lebih didengarkan oleh masyarakat bila dibandingkan dengan pengerahan massa secara masif di lapangan terbuka.

Hal senada juga disampaikan Calon Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna. Ia mengatakan, kampanye bersama dengan Calon Gubernur Bali akan dilakukan penyesuaian jadwal yang dikeluarkan oleh KPUD setempat. Bila waktunya bersamaan, lokasinya bersamaan, kampanye bersama akan menjadi prioritas. 

“Kampanye nantinya lebih banyak ke desa-desa bersentuhan langsung dengan masyarakat dan untuk kampanye akbar kemungkinan tidak dilakukan karena dinilai kurang efektif saat ini. Itu juga terlalu banyak memobilisasi masa dan membuat kemacetan. Lebih bagus langsung turun ke desa bertemu langsung dengan masyarakat, mendapatkan keluhan dan keinginan masyarakat untuk pembangunan Bali dan Buleleng kedepan,” pungkasnya. (Z-11)

Cek Artikel:  Jokowi Jangan Ulangi Kesalahan Pemilu 2024 di Pilkada Serentak

Mungkin Anda Menyukai