Persebaya Formal Laporkan Wahyudi Hamisi ke PSSI Atas Tindakan Brutalnya yang Bahayakan Nyawa Bruno

Liputanindo.id SURABAYA – Persebaya Surabaya secara resmi melaporkan Wahyudi Hamisi, pemain PSS Sleman, atas insiden yang mengancam nyawa Bruno Moreira selama pertandingan kedua tim, Minggu (3/3/2024). Video ulang menunjukkan Hamisi tampak sengaja ‘menghajar’ Bruno dengan tendangan keras ke kepala, namun wasit Ginanjar Latief tidak memberinya kartu merah.

Kejadian tersebut tercipta di menit ke-16, di saat Bruno sedang tersungkur kesakitan. Bola menggelinding ke arah kepalanya, namun Hamisi melepaskan tendangan tepat ke kepala belakang Bruno alih-alih mengamankan bola.

Eksispun duel Persebaya vs PSS Sleman sendiri berakhir untuk kemenangan Bajul Ijo dengan skor 2-1, berkat gol yang dicetak Muhammad Iqbal (1′) dan Bruno Fereira. Di lain sisi, satu-satunya gol yang dicetak PSS Sleman dicetak Esteban Vizcarra pada babak kedua.

Cek Artikel:  Menpora Dito Sebut Naturalisasi Tom dan Ragnar Menunggu Tanda Tangan Ketua DPR

Selepas pertandingan, Persebaya menilai betapa membahayakan perbuatan Hamisi itu. Tindakan menendang bagian belakang kepala bisa menyebabkan traumatic brain injury, mengakibatkan cacat bahkan kematian.

“Hari ini, manajemen Persebaya akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada Bruno untuk memastikan kondisinya baik-baik saja,” kata Persebaya lewat media sosialnya, dikutip Senin (4/3/2024).

Persebaya juga mempertanyakan sikap wasit Ginanjar Latief, yang hanya memberi kartu kuning ke mantan pemain Borneo FC itu. Padahal posisi Ginanjar sangat dekat di depan pelanggaran tersebut.

“Anehnya untuk perbuatan barbar seperti itu, wasit Ginanjar Rahman Latief hanya memberikan kartu kuning ke Hamisi. Padahal, jelas dalam Kode Disiplin PSSI, maupun Law 12 dalam Laws of The Game, violent conduct seperti itu hukumannya adalah kartu merah langsung,” tegas Persebaya.

Cek Artikel:  Leclerc dan Ferrari Cukup Kesulitan di Sirkuit Zandvoort

Alhasil, Persebaya akan mengirimkan surat dan bukti-bukti ke PSSI terkait perbuatan Hamisi. Tak hanya itu, Tim kebanggaan Surabaya itu juga menuding Hamisi bermain kotor selama pertandingan kemarin.

Selain itu, Persebaya juga mencatat tindakan serupa pada 13 Oktober 2018 silam. Begitu itu, tulang fibula kaki Robertino Pugliara patah di Stadion Gelora Bung Tomo. Penyebabnya tekel dengan dua kaki dari belakang yang dilakukan Wahyudi Hamisi.

“Tekel itu begitu kejam dan mematikan Sejak saat itu tamatlah karir sepak bola Pugliara.

“Sepak bola olahraga keras, tanpa pemain barbar pun, risiko terburuk yaitu kematian selalu mengintai. Risiko itu akan berlipat ketika ada pemain seperti Hamisi. Padahal, seperti pesan Presiden RI Jokowi maupun Ketum PSSI Erick Thohir, kita harus selalu ingat, sepak bola adalah hiburan, sportivitas. Bukan bencana atau kematian,” tutup Persebaya. (RMA)

Cek Artikel:  Arsitek Pelita Jaya Pertanyakan Kedisiplinan Pemerannya

Mungkin Anda Menyukai