PERTANYAAN itu bisa saja muncul di benak kala membaca soal ujian siswa menengah di Jakarta Selatan. Seorang guru mengaku spontan membuat soal tentang Anies yang selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam. Anies yang sabar selalu diejek Mega yang suka mengejek. Langsung saja, soal itu mencuri banyak perhatian sebab dipersepsi merujuk pada dua nama di kancah politik nasional, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Bagaimana jika dibalik, Mega diejek Anies gara-gara sepatu lusuh?
Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengklarifikasi kalau nama tokoh di dalam soal itu tidak mengacu sosok kedua tokoh bangsa tersebut. soal itu dibuat tanpa ada maksud mendukung atau mencemarkan nama baik pejabat publik. Polemik bergulir, bagaimana jika dugaan ketidaknetralan aparatur sipil negara (ASN) benar adanya? Bagaimana jika benar ada kepentingan politik yang merangsek ke ranah pendidikan? Bagaimana jika benar ada provokasi dalam soal tersebut, bukan sekedar spontanitas?
Bagaimanapun, Gubernur DKI Jakarta saat ini adalah mantan Mendikbud. Guru seharusnya memegang teguh ikrar dan sumpah, agar selalu layak untuk didengar dan dianut oleh seluruh anak bangsa.