Pemerintah Niscayakan Lanjut Monitor Daya Beli Masyarakat

Pemerintah Pastikan Terus Monitor Daya Beli Masyarakat
Sri Mulyani.(MI/ M. Ilham Ramadhan Avisena)

PEMERINTAH memastikan bakal terus memonitor perkembangan ekonomi domestik, terutama yang berkaitan dengan kondisi kelas menengah. Perubahan kelas masyarakat yang terjadi dalam beberapa waktu ke belakang dinilai masih terkendali dan sejalan dengan transformasi ekonomi dalam negeri. 

“Jadi kita harus melihat ekonomi Indonesia mengalami perubahan, karena ada berbagai faktor. Entah itu karena teknologi, entah karena perubahan dari struktur ekonominya,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada pewarta di Jakarta, Jumat (4/10).

“Kita akan terus memperhatikan agar masyarakat yang paling rentan mendapatkan dukungan, apakah itu dalam bentuk bantuan sosial atau pelatihan, dan di sisi lain memperbaiki iklim investasi sehingga muncul lapangan kerja baru,” tambahnya.

Cek Artikel:  Aqua Serempak Popsea Kembangkan Fasilitas Sirkulasi Ulang Modern di Kaltim

Baca juga : Kelas Menengah Anjlok, Tunda Restriksi BBM Bersubsidi

Merujuk dari berbagai data, kata Sri Mulyani, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), indeks retail, hingga kemampuan belanja masyarakat masih berada dalam level yang stabil dan tinggi. Dengan kata lain, penurunan tajam seperti yang banyak diungkapkan pihak ihwal anjloknya daya beli masyarakat.

“Ini artinya di kelompok masyarakat yang di-capture atau yang direkam melalui index consumer confidence, apakah kepercayaan konsumen maupun dari sisi retail masih menunjukkan adanya aktivitas yang cukup konstan atau stabil,” jelas Sri Mulyani. 

Tetapi dia juga tak menampik dari berbagai data terjadi penurunan status masyarakat dari kelas menengah menjadi menuju kelas bawah. Tetapi di saat yang sama, sejumlah data turut menunjukkan masyarakat miskin naik kelas menjadi golongan menuju kelas menengah.

Cek Artikel:  Duh! Jadi Paling Kotor di Asia Tenggara, BBM RI Picu Polusi Udara Berbahaya

“Jadi dalam hal ini kita melihat adanya dua indikator, yang miskin naik, tetapi yang kelas menengah turun. Penurunan kelas menengah biasanya karena inflasi. Dengan inflasi tinggi, garis kemiskinan naik. Mereka tiba-tiba akan jatuh ke bawah,” tutur perempuan yang karib disapa Ani tersebut. 

“Kita tetap mendengar dalam hal ini, upamanya terjadinya PHK di satu tempat, tetapi di sisi lain ada job creation. Menurut statistik, 11 juta lebih dalam 3 tahun terakhir, angkatan kerja baru atau lapangan kerja baru terbuka. Jadi ini semuanya kan harus dilihat secara keseluruhan. Kita melihat sebetulnya dalam ekonomi yang terjadi transformasi,” pungkas dia. (Z-2)

Mungkin Anda Menyukai