108 Negara Berpotensi Gagal Menjadi Negara Berpendapatan Tinggi

108 Negara Berpotensi Gagal Menjadi Negara Berpendapatan Tinggi
Sejumlah warga berjalan di kawasan Dukuh Atas(ANTARA FOTO/Fauzan)

WAKIL Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menyampaikan di tengah perlambatan ekonomi global, sebanyak 108 negara berpotensi tidak berhasil naik kelas menjadi negara yang berpendapatan tinggi.

Ratusan negara diramalkan masih terjebak pada pendapatan kelas atau middle income trap karena tidak mampu mereformasi perekonomian mereka dan gagal meningkatkan produktivitas sumber daya manusia (SDM) sebelum menua. Hal tersebut disampaikan Tommy, sapaan akrab wamenkeu, saat di acara The 8th Annual Islamic Finance Conference secara daring, Kamis (3/10).

“Dari laporan yang ada bahwa 108 negara berpotensi gagal menjadi negara yang berpendapatan tinggi kalau mereka tidak mampu menghasilkan strategi untuk mereformasi ekonomi,” ujarnya.

Baca juga : Negara Berkembang Sepakat Kurangi Pemakaian Dolar AS Hingga Nihil

Cek Artikel:  Percepatan Lelahan SDGs, Kemitraan Jadi Kunci Esensial

Tommy menuturkan dari proyeksi sejumlah lembaga negara pertumbuhan ekonomi global di tahun ini melambat dengan kisaran 2,6% dan naik tipis menjadi 2,7% di 2025 dan 2026. Demi negara berkembang diperkirakan tumbuh sebesar 4% di 2024

“Ini merupakan pertumbuhan yang cukup melambat dibandingkan pertumbuhan 2025,” imbuhnya.

Konsekuensi dari perlambatan ekonomi tersebut, ungkapnya, dapat mempengaruhi stabilisasi rantai pasok dan risiko lainnya terdapat fragmentasi perdagangan global yang menghambat kerjasama multilateral. Sebagai akibatnya, akan terlihat banyak konflik global, kekerasan, dan juga ketegangan-ketegangan ekonomi antara negara di dunia.

“Ini sesuatu yang mengkhawatirkan dan bisa memundurkan progres negara yang seharusnya bisa berkembang Dan menghapuskan ketimpangan yang ada,” pungkasnya. (Ins/M-4)
 

Cek Artikel:  Level Daya Saing SDM Indonesia Naik

Mungkin Anda Menyukai