Inflasi Grosir Jepang Meningkat pada September

Bendera Jepang. Foto: Unplash

Tokyo: Di tengah ketidakpastian yang melanda perekonomian global, perkembangan terbaru dari Jepang memberikan secercah harapan baru bagi para pelaku pasar dan pengamat ekonomi.

 

Melansir Channel News Asia, Kamis, 1O Oktober 2024, Inflasi grosir Jepang meningkat pada September, sementara harga barang impor turun berkat penguatan yen, menunjukkan tekanan harga dari biaya bahan baku mereda.

 

Penurunan biaya impor ini menarik perhatian Bank of Japan (BOJ) untuk menilai potensi inflasi yang didorong oleh permintaan.

 

Indeks harga barang korporat (CGPI) naik 2,8 persen pada September dibandingkan tahun lalu, melebihi ekspektasi pasar yang hanya 2,3 persen. Nomor ini meningkat dari 2,6 persen di Agustus, terutama disebabkan oleh lonjakan harga beras.

Cek Artikel:  Pupuk Indonesia Dorong Ekosistem Pertanian Terintegrasi lewat Program AKSI

 

Sementara itu, indeks harga impor dalam yen turun 2,6 persen tahun-ke-tahun pada September, menandai penurunan pertama dalam delapan bulan.

Kondisi ekonomi dan kebijakan BOJ

Takeshi Minami dari Norinchukin Research Institute menyebutkan penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan ketegangan di Timur Tengah mendorong kenaikan harga minyak.

 

Apabila kenaikan upah mendorong konsumsi, BOJ mungkin mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga lagi pada Desember.

 

Setelah mengakhiri suku bunga negatif pada Maret, BOJ menaikkan biaya pinjaman jangka pendek menjadi 0,25 persen, berharap mencapai target inflasi dua persen.

 

Inflasi konsumen inti Jepang tercatat 2,8 persen pada Agustus, melampaui target BOJ, dan untuk keberlanjutan inflasi, BOJ mengharapkan peningkatan upah dan permintaan domestik.

Cek Artikel:  Pemerintahan Baru harus Lanjutkan Transformasi Ekonomi

 

Dengan perkembangan ini, Bank of Japan bisa lebih hati-hati dalam merencanakan kebijakan kedepannya. Meski inflasi grosir naik, penurunan harga barang impor memberi harapan untuk stabilitas harga.

 

BOJ perlu memperhatikan faktor-faktor yang bisa mendorong inflasi dari permintaan dalam negeri dan perubahan kondisi global agar dapat mencapai target inflasi yang berkelanjutan. (Nanda Sabrina Khumairoh)

 

Mungkin Anda Menyukai