AS Tolak Ancaman Netanyahu Hancurkan Libanon seperti Gaza

AS Tolak Ancaman Netanyahu Hancurkan Libanon seperti Gaza
Serangan Israel ke tempat medis Libanon.(Al Jazeera)

PEMERINTAH Amerika Perkumpulan pada Rabu (9/10) menolak tegas ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Libanon akan mengalami kehancuran dan penderitaan seperti di Jalur Gaza, Palestina, jika rakyat Libanon tidak mengusir Hizbullah.

“Kami tidak dapat dan tidak akan membiarkan Libanon berubah menjadi Gaza yang lain. Itu bukan yang kami inginkan,” kata juru bicara Karine Jean-Pierre kepada wartawan.

“Kesengsaraan di Gaza dan Libanon semakin mendesak, seperti yang telah kami sampaikan, dalam upaya kami untuk mengakhiri konflik dan membangun landasan bagi perdamaian serta keamanan yang berkelanjutan di wilayah tersebut,” demikian lanjutnya.

Baca juga : Iran Tembakkan 180 Rudal Balistik ke Israel, Biden dan Netanyahu Merespons

Cek Artikel:  Indonesia Paparkan Lelahan Krusial KTT Ke-44 ASEAN

Jean-Pierre mengatakan penderitaan di Libanon dapat dihindari jika Hizbullah menghentikan serangan roketnya ke Israel.

Sebelumnya pada Selasa, Netanyahu mengunggah video berbahas Inggris di X yang mendorong warga Libanon untuk  membebaskan diri mereka dari Hizbullah atau memasuki jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti di Gaza.

Kementerian Luar Negeri AS tidak menjawab langsung pertanyaan terkait ancaman tersebut termasuk terorisme atau tidak. 

Baca juga : Prancis dan AS Minta Gencatan Senjata Hizbullah-Israel selama 21 Hari

Israel mulai melancarkan serangan udara besar-besaran di Libanon dengan alasan menargetkan Hizbullah sejak 23 September, menewaskan lebih dari 1.323 orang dan melukai hampir 3.700 orang. Israel memulai invasi darat ke negara kecil di Mediterania itu minggu lalu.

Cek Artikel:  Alibi di Balik Israel Lancarkan Serangan ke Libanon

Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas perbatasan selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza.

Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Libanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan invasi darat ke Libanon selatan pada 1 Oktober.

Baca juga : Saking Kesal, Joe Biden Sebut Benjamin Netanyahu si Brengsek

Sementara Hizbullah sendiri telah membalas dengan meningkatkan serangan roket secara dramatis terhadap Israel, meluncurkan hampir 200 serangan pada Selasa saja, beberapa di antaranya mengenai target di kota Pelabuhan Israel, Haifa. Setidaknya dua warga Israel tewas akibat tembakan roket Hizbullah pada Rabu.

Cek Artikel:  Masjid Pertama di Yokohama Jepang Segera Dibangun

Naim Qassem, orang nomor dua Hizbullah, mengatakan pada Selasa bahwa kemampuan militer kelompok itu utuh meskipun Israel melakukan operasi udara besar-besaran, yang telah menewaskan sejumlah pejabat terkemuka, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah yang dibunuh di Beirut bulan lalu. 

“Grup itu terorganisasi dengan ketat. Kami telah mengatasi pukulan-pukulan menyakitkan dan alternatif-alternatif telah diamankan di semua lokasi tanpa kecuali,” tambahnya. (Ant/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai