Dawet Sambal, Matangan Kulon Progo yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Dawet Sambal, Kuliner Kulon Progo yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Dawet Sambal(Instagram @visitkulonprogo)

SALAH satu kabupaten di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yakni Kulon Progo, memiliki kuliner khas dawet sambal yang sudah jarang ditemui.

Melansir dari situs Paniradya Kaistimewan, lembaga di bawah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, dawet sambal sudah hampir berusia 70an tahun. Makanan ini bermula dari kreasi tangan seorang penjual dawet dan pecel. Makanan khas ini berasal dari daerah Jatimulyo, Girimulyo.

Menurut cerita orang Kulon Progo, leluhur mereka (si mbah) ada yang pernah berjualan pecel dan dawet di sebuah pentas-pentas pergelaran yang ada di era tersebut. Demi jam istirahat pentas, simbah menjajakan dawet dan pecel. 

Baca juga : 11 Makanan Khas Manado yang Wajib Dicoba

Cek Artikel:  Studi Temukan Rekanan Menarik antara Musik dan Rasa Makanan

Terdapat seorang pembeli yang memberi masukan kepadanya “mbok cobo dawet e dicampur pecel”. Si mbah pun mencobanya dengan mencampurkan dawet dan pecel. Rupanya, banyak pelanggan yang suka dan permintaan dawet dengan pecel semakin meningkat. Sehingga muncul kreasi dawet sambal di Desa Jatimulyo. Hingga saat ini, orang Kulon Prgogo menyebutnya sebagai dawet sambal atau dawet pecel. 

Penyajian

Dawet sambal hampir sama dengan dawet-dawet biasanya, tetapi dawet ini memiliki topping khas yang berasal dari sambal. Dalam semangkuk kuliner khas ini terdiri dari dawet (terbuat dari tepung ganyong), taburan kecambah, potongan tahu, kubis, seledri hingga diberi sambal berupa bumbu kacang pedas. Kemudian, disiram dengan nira kelapa manis. 

Cek Artikel:  13 Rekomendasi Matangan di Yogyakarta yang Wajib Dicoba

Baca juga : 11 Makanan Khas Bali Terfavorit, Terdapat yang Harganya Rp5 Ribu

Dalam penyajiannya, tidak boleh asal saja dalam mencampur semua bahannya, karena jika ada kelebihan takaran, akan membuat rasa menjadi lebih tajam dan tidak seimbang. Seperti, apabila kelebihan sambal, cita rasa akan sangat pedas atau kelebihan nira, akan terlalu manis. 

Sambal dibuat dari irisan kelapa yang disangrai kemudian ditumbuk dengan cabai merah, bawang putih, gula pasir, dan garam, serta terkadang diberi sedikit terasi. Rasa yang khas menjadi daya tarik dari dawet sambal.

Dawet sambal biasanya digunakan sebagai makanan pada hajat pernikahan, hajat akikah, hingga acara-acara sosial lainnya. Demi ini memang jarang ditemui, tetapi kamu masih bisa mencicipi hidangan khas ini di dua pasar yang terdapat di Kulon Progo yaitu di Pasar Cublak dan Pasar Jonggrangan. Pasar Cublak hanya berjualan di hari Rabu dan Sabtu, dan Pasar Jonggrangan hanya berjualan setiap pasaran Kliwon dan Pahing.(M-3)

Cek Artikel:  Dari Biji ke Cangkir Perjalanan Panjang di Balik Secangkir Kopi

Mungkin Anda Menyukai