Tiongkok Harap Negara Besar Rasional Atasi Konflik Gaza

Tiongkok Harap Negara Besar Objektif Atasi Konflik Gaza
Penduduk Pakistan mendukung Palestina.(Al Jazeera)

PEMERINTAH Tiongkok berharap negara besar dapat memainkan peran yang objektif dalam upaya mengatasi konflik di Jalur Gaza yang berlangsung selama setahun. Ini dikatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning. 

“Negara besar perlu memainkan perannya sebagaimana mestinya, bersikap objektif dan adil, memimpin dalam mematuhi hukum internasional, dan melakukan upaya positif untuk mengakhiri pertempuran sesegera mungkin, mengendalikan situasi, serta mencegah meluasnya krisis,” katanya dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (9/10).

Pada 7 Oktober 2024, genap satu tahun perang di Gaza yaitu saat Israel melancarkan serangan yang hingga saat ini telah menewaskan sedikitnya 41.909 orang, melukai 97.303 orang, dan menyebabkan lebih dari 10.000 lain dilaporkan hilang di bawah reruntuhan berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Baca juga : DK PBB Kecam Israel Serang Sekolah Gaza, Tiongkok-Rusia Salahkan AS

Cek Artikel:  Mengenakan Helm dan Rompi Antipeluru, Pendeta Filipina Bantah Lakukan Perdagangan Seks

Menurut Mao Ning, konflik Palestina-Israel telah berlangsung selama lebih dari setahun, menyebabkan kematian lebih dari 40.000 orang di Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

“Komunitas internasional telah sepakat tentang perlu meredakan ketegangan, mengakhiri pertempuran dan kekerasan, melindungi warga sipil, dan menghindari bencana kemanusiaan,” katanya menambahkan.

Demi mengakhiri konflik tersebut, Mao Ning menyebut, dibutuhkan kemauan politik dan upaya diplomatik, bukan senjata, amunisi, dan sanksi sepihak. 

Baca juga : Deklarasi Faksi Tolak Upaya Israel Usir Rakyat Palestina

“Tiongkok sangat prihatin atas kekacauan di Timur Tengah. Kami menentang tindakan yang memicu permusuhan dan memperluas konflik serta menyerukan kepada semua pihak untuk menangani situasi saat ini dengan sikap tenang, rasional, dan bertanggung jawab demi kepentingan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut,” ungkap Mao Ning.

Cek Artikel:  PM Australia Kecam Asikan Oposisi Soal Pelarangan Visa Palestina, Sebut Dapat Picu Ketakutan

Komunitas internasional, terutama negara-negara besar yang berpengaruh, ungkap Mao Ning, perlu memainkan peran yang konstruktif dan menghindari kekacauan lebih lanjut. 

Badan Pertahanan Sipil Palestina menyebut militer Israel mengancam penggusuran terhadap lebih dari 200.000 penduduk di wilayah dan lingkungan Gaza Utara dan melakukan pembantaian untuk memaksa warga sipil melarikan diri.

Baca juga : Israel Lakukan Pembantaian di Gaza Utara, Banyak Jenazah di Jalan

Tentara Israel pada Minggu (6/10) mengumumkan dimulainya operasi militer di Jabalia yang diklaim untuk mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di wilayah tersebut, menyusul serangan sengit selama berjam-jam di wilayah timur dan barat Gaza utara dalam pertempuran paling sengit sejak Mei.

Kemudian pada Selasa (8/10), tentara Israel memperingatkan wargaPalestina untuk mengungsi dari rumah dan kamp mereka di kota Jabalia dan menuju ke selatan melalui koridor yang aman.

Cek Artikel:  Polisi Filipina Gerebek Pusat Judi Online Dikelola Penduduk China, Pelaku Eksis Orang Indonesia

Sementara Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan warga untuk tidak mematuhinya karena hal tersebut adalah penipuan dan kebohongan.

Dari Gaza, militer Israel juga meluaskan serangan ke wilayah Libanon sejak 23 September 2024 dengan menargetkan kelompok Hizbullah. Serangan Israel itu telah menewaskan 1.251 orang, melukai 3.618 orang lainnya, dan menyebabkan lebih dari 1,2 juta orang mengungsi. 

Meski ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional akibat serangan tanpa henti Israel ke Gaza dan Libanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan invasi darat ke Libanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Ant/Z-2)

 

Mungkin Anda Menyukai