Setelah Swedia, Kini Giliran Pakistan Laporkan Kasus Pertama Mpox

Liputanindo.id – Pakistan melaporkan kasus pertama mpox atau cacar monyet yang mematikan tahun ini. Kasus ini menjadi yang kedua di luar Afrika setelah Swedia mengonfirmasi wabah serupa.

“Orang yang terinfeksi berasal dari negara Teluk,” kata pernyataan Kementerian Kesehatan, dikutip AFP, Jumat (16/8/2024).

Kementerian itu belum mengetahui jenis virus yang beredar di Pakistan. Pasien yang terkonfirmasi di Pakistan adalah seorang pria berusia 34 tahun dan sedang dirawat di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

“Infeksi ini adalah kasus pertama yang dikonfirmasi yang kami miliki tahun ini,” katanya direktur kesehatan masyarakat, Irshad Roghani.

“Kepada pengurutan genetik jenis tersebut, kami telah mengirim sampel ke Islamabad,” tambahnya.

Cek Artikel:  Sejarah Selandia Baru, Maori dan Kiwi, serta Ekonomi

Sebelum Pakistan, Badan Kesehatan Masyarakat Swedia juga mengonfirmasi kasus pertama mpox dengan subklade Clade 1b, yang terjadi di luar Afrika.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minggu ini mengumumkan penyebaran cepat jenis Clade 1b baru di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

WHO telah mencatat lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian sepanjang tahun ini di RD Kongo, yang telah melampaui total tahun lalu.

Sebelum disebut cacar monyet, virus ini ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, pada monyet yang dipelihara untuk penelitian. Virus ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di wilayah yang sekarang disebut RD Kongo.

Cek Artikel:  Instruksi Baru Hamas bagi Penjaga Sandera Israel di Gaza

Penyakit menular ini disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia oleh hewan tetapi juga dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul yang besar.

Infeksi Mpox melonjak di seluruh dunia pada bulan Mei 2022, sebagian besar menyerang pria gay dan biseksual, karena subklade Klade 2b.

WHO mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang berlangsung dari Juli 2022 hingga Mei 2023. Sekarang sebagian besar telah mereda setelah menyebabkan sekitar 140 kematian dari sekitar 90.000 kasus.

Tetapi subklade Klade 1b menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada Klade 2b, dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.

Cek Artikel:  Houthi Kembalikan Kantor PBB

Mungkin Anda Menyukai